Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/10/2020, 22:21 WIB
Himawan,
Khairina

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Jumlah massa aksi tolak pengesahan Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja yang ditangkap usai terlibat bentrokan dengan polisi di Makassar, Kamis (8/10/2020) kembali bertambah. 

Dari data yang dikeluarkan Polrestabes Makassar, kini sudah ada 105 orang yang merupakan massa aksi diamankan dan kini berada di Polrestabes. 

Dari pantauan Kompas.com, situasi aksi penolakan Omnibus Law masih memanas di beberapa titik aksi.

Baca juga: Demo Tolak Omnibus Law di Makassar Ricuh, 73 Orang Ditangkap

 

Bentrokan kembali pecah ketika para massa aksi menyerang Polsek Rappocini di Jalan Sultan Alauddin Makassar, Kamis malam. 

Para massa aksi melempari kantor polisi. Kemarahan para peserta aksi dipicu atas penangkapan yang dilakukan terhadap rekannya sebelumnya. 

Sementara itu di Jalan Urip Sumoharjo, tepat di depan kantor Gubernur Sulawesi Selatan, para demonstran membakar videotron yang berukuran cukup besar.

Api sempat besar sebelum dipadamkan polisi dengan menggunakan mobil water canon. 

Hingga kini mahasiswa di Jalan Urip Sumoharjo masih bentrok dengan polisi. Polisi yang ingin memukul mundur massa menggunakan tembakan gas air mata dan mobil water canon. 

Baca juga: Kapolda Sulsel Sebut Kelompok Anarko Tunggangi Demo Omnibus Law di Makassar, Pancing Kericuhan

Sebelumnya diberitakan, Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam mengatakan, 73 orang yang diamankan tersebut merupakan massa aksi. 

Mereka diamankan di lokasi berbeda yang menjadi tempat aksi unjuk rasa seperti Jalan Urip Sumoharjo dan Jalan Sultan Alauddin Makassar. 

"Saat ini kita sudah mengamankan kurang lebih 73 massa yang kita amankan waktu pendorongan," kata Merdisyam saat diwawancara wartawan di lokasi aksi, Kamis malam. 

Merdisyam mengatakan, 73 demonstran yang diamankan tersebut bakal di-rapid test terlebih dahulu. Bila hasilnya reaktif maka peserta yang diamankan itu bakal diuji swab

 

Selain rapid test, puluhan orang yang diamankan itu bakal dites urine untuk mengetahui apakah massa tersebut di bawah pengaruh narkoba. 

 

"Kalau memang di antara mereka ada yang tes urinnya positif akan kita proses sesuai hukum yang berlaku," kata Merdisyam. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com