Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lakukan Patroli di Perbatasan Malaysia, Satgas Pamtas di Nunukan Sebut Ada 173 Batas Negara Hilang

Kompas.com - 08/10/2020, 12:01 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 173 patok batas negara di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara hilang karena faktor alam.

Hilangnya 173 patok batas negara tersebut diketahui setelah Satuan Tugas Pengaman Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-Malaysia Yonif 623/Bhakti Wira Utama melakukan patroli.

Mayoritas patok yang hilang ada di lereng bukit dan ketinggan. Karena tanah longsor dan ambles, maka patok batas negara ikut tertimbun.

Baca juga: Satgas Pamtas RI-Malaysia Temukan 173 Patok Batas Negara Hilang

Saat melakukan patroli batas negara di Nunukan, prajurit satgas harus menembus perbukitan serta hutan dan melewati jurang hingga sungai.

Komandan Satgas Pamtas RI–Malaysia Yonif 623/BWU Letkol Inf Yordania melalui perwira seksi operasi Satgas, Kapten Inf Hengki Saputra mengatakan ada 6.848 patok batas negara di sepanjang 501 km perbatasan RI-Malaysia yang dipatroli sejak 22 September 2020 lalu.

Dari enam ribuan patok tersebut, ada 5.990 patok yang sudah terpatroli dan sisanya masih ada 849 patok yang masih dalam proses patroli.

Sementara itu dari 5.990 patok, sebanyak 5.397 patok dinyatakan dalam kondisi baik dan utuh.

Baca juga: Patok Batas Negara Bergeser, Papan Peringatan Dipasang Depan Kantor Camat

Sejumlah anggota Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonif 133/Yudha Sakti turun dari bukit usai memeriksa patok batas saat patroli di perbatasan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Jumat (11/9/2020). Patroli tersebut dilaksanakan Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonif 133/Yudha Sakti jelang purna tugas di Kalimantan Barat sebelum kembali ke Kodam I/Bukit Barisan pada pekan depan. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/pras.ANTARA FOTO/JESSICA HELENA WUYSANG Sejumlah anggota Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonif 133/Yudha Sakti turun dari bukit usai memeriksa patok batas saat patroli di perbatasan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Jumat (11/9/2020). Patroli tersebut dilaksanakan Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonif 133/Yudha Sakti jelang purna tugas di Kalimantan Barat sebelum kembali ke Kodam I/Bukit Barisan pada pekan depan. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/pras.
Sedangkan 85 patok rusak, 96 patok di sejumlah perairan tenggelam, 124 patok miring, 69 patok roboh, 24 patok patah akibat tertimpa pohon, 2 patok bergeser akibat pergeseran tanah, 13 patok patah, 2 patok tertimbun dan 1 patok tidak terjangkau.

Ia menyebut patok batas negara yang mudah didatangi adalah yang ada di Pulau Sebatik karena mayoritas patok ada di dekat pemukiman warga.

Sementara itu untuk medan yang tersulit adalah di Sei Manggis. Untuk menuju wilayah tersebut, petugas harus berjalan kaki selama 14 hari.

Baca juga: Patok Batas Negara Diukur Ulang, Puluhan Hektar Lahan di Sebatik Jadi Wilayah Malaysia

Sedangkan di wilayah Sebuku, prajurit membutuhkan waktu sekitar 20 hari untuk mencapai patok batas negara. Hal yang sama juga dialami saat patroli di dataran tinggi Krayan.

Untuk di wilayah Lumbis, banyak patok yang berada di hutan belantara yang berjarak skeitar 60-70 km dari pos jaga Satgas Pamtas Lumbis.

Untuk di wilayah Lumbis, prajurit harus menembus peerbukitan, melewati jurang serta sungai.

Baca juga: Patok Batas Indonesia Dijadikan Lapangan Golf Malaysia

Ia juga menyebut banyak blank spot area di Lumbis sehingga petugas dibekali telepon satelit.

"Dorong logistik ke penugasan Lumbis dilakukan pakai helikopter, butuh waktu 30 hari untuk menyelesaikan patroli patok di sana, dan memang masih belantara medannya, kita bekali telepon satelit dan wajib lapor setiap harinya," lanjutnya.

""=Hari ini masuk 16 hari patroli patok di wilayah Lumbis, kami perkirakan 15 hari lagi misi selesai, semoga tidak ada hambatan," kata Hengky.

Meski secara fisik patok batas negara dinyatakan hilang, menurut Henky setiap patok sudah ditentukan koordinatnya sehingga tidak akan menimbulkan masalah baru,

Dia juga menegaskan 173 patok batas negara di Nunukan hilang karena faktor alam bukan karena human error.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ahmad Zulfiqor | Editor: Dony Aprian)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com