Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Desa Literasi di Lebak Banten, Surga Buku di Setiap Sudut, dari Posyandu hingga di Kandang Kambing

Kompas.com - 07/10/2020, 13:31 WIB
Acep Nazmudin,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

LEBAK, KOMPAS.com - Sebuah desa di Kabupaten Lebak, Banten, mendapat julukan sebagai desa literasi.

Di desa ini warganya gemar membaca buku. Buku bacaan sangat mudah ditemukan dimana-mana. Ribuan buku disebar di sudut-sudut desa hingga di kandang kambing.

Adalah Desa Warungbanten, Kecamatan Cibeber. Desa ini berada jauh dari pusat kota. Dari Rangkasbitung, ibukota Kabupaten Lebak, jaraknya sekitar 132 kilometer.

Baca juga: Lapak Taman Baca Gratis di Stasiun Dibongkar, Pegiat Literasi Ini Dilarikan ke RS

Kendati jauh dari perkotaan, tidak membuat desa ini tertinggal. Namanya sudah dikenal berkat segudang prestasi yang diraih terutama terkait literasi.

Warungbanten mendapat julukan sebagai desa literasi sejak 2016 silam.

Pada tahun tersebut dibangun taman baca pertama yang bernama Taman Baca Masyarakat (TBM) Kuli Maca.

Baca juga: Ruhandi, Membangun “Jiwa” Desa melalui Literasi

Desa Warungbanten dikenal sebagai desa Literasi di Kabupaten Lebak, Banten. Sebagai upaya membuat warga membaca, buku-buku disebar di banyak titik, mulai dari siskamling hingga kandang kambing.KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN Desa Warungbanten dikenal sebagai desa Literasi di Kabupaten Lebak, Banten. Sebagai upaya membuat warga membaca, buku-buku disebar di banyak titik, mulai dari siskamling hingga kandang kambing.

TBM ini didirikan atas inisiasi kepala desa setempat, Ruhandi.

"Walaupun berada di pelosok, tapi warga di sini tidak boleh tertinggal, cara paling mudah melihat dunia adalah dengan membaca buku," kata Ruhandi saat berbincang dengan Kompas.com di Desa Warungbanten, Minggu (4/10/2020).

Kala itu, buku-buku yang ada di TBM Kuli Maca berasal dari sumbangan warga. Bersama sejumlah pemuda setempat, Ruhandi berkeliling kampung-kampung untuk mengumpulkan buku.

Baca juga: Cara Gila Komunitas di Magetan Tularkan Literasi, Terbitkan 1.000 Buku, Dibeli Sendiri, Dibagikan Gratis

Hasilnya terkumpul ratusan buku, dari buku pelajaran, cerita anak-anak hingga buku resep masakan.

Buku-buku yang terkumpul tersebut kemudian ditempatkan di rumah adat setempat.

Untuk menarik minat warga untuk membaca, terutama anak-anak, setiap minggu ditugaskan relawan untuk mengisi acara seperti dongeng hingga sarapan bersama TBM.

Hasilnya, setiap minggu TBM Kuli Maca selalu dipadati anak-anak yang datang untuk membaca.

Baca juga: Kisah Pejuang Literasi, Dari Gaji Petugas Kebersihan, Yudi Mampu Bikin Banyak Perpustakaan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com