Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaster Pesantren Bertambah 31 Kasus, Total 110 Santri Tasikmalaya Positif Corona

Kompas.com - 06/10/2020, 14:22 WIB
Irwan Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Jumlah pasien positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya kembali bertambah sebanyak 31 orang sesuai hasil tes swab yang keluar pada hari ini, Selasa (6/10/2020).

Paling banyak masih berasal dari klaster pesantren sesuai hasil tracing dan tes swab dengan total keseluruhan sampai hari ini sebanyak 110 santri positif corona.

Sampai sekarang tim gugus tugas melalui Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, masih terus melakukan tracing dan proses tes swab bagi ratusan kontak erat dari total jumlah santri positif tersebut.

Baca juga: Cegah Klaster Pesantren Meluas, Wagub Jabar Minta Doa Para Ulama

"Hari ini nambah lagi positif sesuai hasil swab sebanyak 31 orang. Paling banyak masih dari klaster pesantren yang berjumlah 22 orang hari ini, sisanya pelaku perjalanan dan hasil tracing klaster lainnya. Total dari klaster pesantren seluruhnya tercatat 110 orang yang positif," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, kepada wartawan, Selasa siang.

Uus menambahkan, proses tracing klaster pesantren yang didapatkan sampai hari ini berjumlah 125 orang dan langsung dites swab guna memastikan kondisi para kontak erat tersebut.

Pihaknya pun hanya berharap hasilnya nanti tak terlalu banyak karena telah minimnya lokasi penampungan isolasi untuk merawat para pasien positif tersebut.

Baca juga: Perusahaan Swasta Ikut Bantu Penanganan Covid-19 di Kota Tasikmalaya

"Sampai hari ini Rusunawa dan RSUD Soekardjo Tasikmalaya ruang isolasinya telah penuh. Kita sekarang sedang memproses penjemputan bagi pasien positif yang bergejala berat akan diisolasi ke RSUD, kalau yang ringan kita mungkin akan isolasi mandiri dulu di pesantren. Soalnya ruangan isolasi sudah penuh dan sedang mencari tempat lain," tambah Uus.

Sejak ditemukannya klaster pesantren di Kota Tasikmalaya itu, tim gugus tugas sudah mengkarantina wilayah dan membatasi keluar masuk warga ke dekat lokasi pesantren.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com