Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

EWS Tsunami Minim, Tagana Pangandaran Gunakan Kentongan sebagai Alat Peringatan Dini

Kompas.com - 28/09/2020, 13:52 WIB
Candra Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PANGANDARAN, KOMPAS.com - Alat peringatan dini atau early warning system (EWS) tsunami di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat dianggap masih kurang. Untuk mengawasi bibir pantai sepanjang 91 kilometer, hanya ada dua EWS di Pangandaran.

"Sistem peringatan dini di kita (Pangandaran) masih kurang. Sirine dan voice (yang terpasang) di Pantai Pangandaran dan Pantai Bojongsalawe sepertinya kurang efektif," kata Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pangandaran, Nana Suryana saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (28/9/2020).

Menurut Nana, jangkauan sirine dan voice dari alat tersebut terlalu pendek. Radius lebih dari 500 meter, sirine peringatan bencana tidak terdengar oleh masyarakat.

"Tidak kedengaran," kata Nana.

Baca juga: Megathrust Bisa Picu Gempa M 8,7 dan Tsunami 15 Meter, Warga Sukabumi Diimbau Waspada

Edukasi kebencanaan, optimalkan kentongan

Oleh karenanya, lanjut Nana, pihaknya mengoptimalkan relawan di tiap desa untuk memberikan edukasi kepada warga tentang kebencanaan. Selain itu, kata dia, sistem peringatan dini melalui kearifan lokal perlu ditingkatkan.

Peringatan dini berbasis kearifan lokal, menurut Nana, yakni kentongan. Di sejumlah titik di beberapa desa sudah terdapat kentongan sebagai alat peringatan dini bencana.

"Kearifan lokal sangat dibutuhkan. Saat kondisi darurat dengan kentongan masyarakat sudah bisa evakuasi mandiri," kata Nana.

Kendati demikian, Nana berharap, ke depan pemerintah memberikan perhatian dalam hal sistem peringatan dini ini. Kata dia, minimal di beberapa titik rawan bencana tsunami terpasang alat EWS. "Alatnya yang dapat benar-benar diakses masyarakat," jelas Nana.

Baca juga: 10 Tahun Gempa Sumbar, Warga di 7 Daerah Ini Diminta Waspadai Potensi Gempa Bermagnitudo 8,9

Riset ITB soal potensi tsunami besar di pantai selatan Jawa

Ihwal riset ITB terkait adanya potensi tsunami besar di pantai selatan Jawa, Nana menjelaskan kesiapsiagaan terus ditingkatkan. Hal ini mengingat Pangandaran termasuk daerah rawan gempa, tsunami dan bencana lainnya.

"Di Kemensos, lingkungan Tagana, kita menggalakan Kampung Siaga Bencana (KSB) di lingkup desa. Malah lingkup lebih luas, ada Kawasan Siaga Bencana (KWSB)," jelas Nana.

Saat ini ada dua KWSB di Kabupaten Pangandaran, masing-masing di pesisir Pantai Kalipucang dan Pantai Pangandaran. Dua kecamatan ini dijadikan sebagai kawasan percobaan siaga bencana.

Untuk Kampung Siaga Bencana, baru terbentuk 12 KSB di Pangandaran. Sedangkan total desa di kabupaten ini ada 92 desa. "Kita buat relawan dan melatih relawan tersebut. Nantinya mereka jd kepanjangan tangan Tagana," kata Nana.

Baca juga: Potensi Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa, Lakukan 3 Saran Mitigasi Ini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com