Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Bumi Melimpah di Tengah Pandemi, Warga Bukit Menoreh Gelar Syukuran

Kompas.com - 28/09/2020, 12:16 WIB
Dani Julius Zebua,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Pedukuhan Talunombo, Kalurahan (desa) Sidomulyo, Kapanewon (kecamatan) Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berada di lereng Bukit Menoreh. Hampir semua warganya adalah petani.

Hasil bumi Talunombo selalu berlimpah. Termasuk saat diimpit Pandemi Covid-19, panen cengkih dan dua kali panen buah petai setiap tahun masih berlangsung.

Belum lagi buah pala, cacao atau coklat, hingga vanili.

Warga pun merayakan panen hasil bumi ini lewat tradisi yang selalu dilakukan pada tiap bulan Sapar.

Baca juga: Perjuangan Bocah Bukit Menoreh, Lewati Hutan dan Kebun demi Ujian Tengah Semester

Perayaan berupa doa dan makan bersama dalam tradisi yang dinamai merti dusun dan memetri petilasan Dhamarwulan.

Seratusan orang dari empat RT hadir di merti dusun itu.

“(Hasil bumi) paling besar itu petai dan cengkih. Ketika panen, harganya murah di sini. (Dikemas) model untilan (terikat), panen diambil tengkulak, dijual sekitar sini, juga bisa sampai Purworejo dan sekitar Kulon Progo,” kata Lurah Sidomulyo, Kabul, Minggu (27/9/2020) sore.

Seratusan orang mengikuti merti dusun dan memetri petilasan Dhamarwulan di Pedukuhan Talunombo, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon (kecamatan) Pengasih, Kulon Progo, DI Yogyakarta.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Seratusan orang mengikuti merti dusun dan memetri petilasan Dhamarwulan di Pedukuhan Talunombo, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon (kecamatan) Pengasih, Kulon Progo, DI Yogyakarta.

Tradisi berlangsung setiap empat tahun sekali dengan menghadirkan semua warga dusun.

Baca juga: Pegunungan Menoreh Akan Dilengkapi Kereta Gantung

Mereka berkumpul untuk mengucap syukur atas panen karena berkah Tuhan Yang Maha Esa.

“Kemudian kepungan bersama, makan seperti ini. Ini berlangsung tiap bulan Sapar. Dibuat rutin. Tidak bisa setiap tahun karena dana, jadi yang besar seperti ini berlangsung empat tahun sekali,” kata Kabul.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com