CIANJUR, KOMPAS.com – Plt Bupati Cianjur Herman Suherman bersama jajarannya menggelar rapat evaluasi dengan para suplier bantuan pangan non tunai (BPNT) pasca-mencuatnya kasus beras bantuan pemerintah yang tercampur biji plastik.
Dalam pertemuan yang digelar di lingkungan Pendopo, Kamis (24/9/2020) petang itu, Herman menyampaikan kekecewaannya atas temuan beras campur plastik di Kecamatan Bojongpicung itu.
Apalagi, kasus tersebut mencuat di akhir masa jabatannya selaku pelaksana tugas bupati.
“Terlepas dari hasil pemeriksaannya nanti, saya malu atas kejadian ini. Pak Menteri sudah begitu baik (mengalokasikan bansos untuk Cianjur),” kata Herman.
Baca juga: Kasus Beras Bansos Campur Biji Plastik di Cianjur Dinilai Rawan Politisasi
Karena itu, Herman menegaskan kejadian tersebut harus jadi yang terakhir, dan ada perbaikan yang lebih baik ke depannya, baik dari segi pendistribusian maupun kualitas.
“Semoga jadi pelajaran ke depannya untuk semua pihak,” ucapnya.
Sementara saat ditanya terkait faktor penyebab kasus tersebut, Herman enggan berspekulasi dan mendahului hasil pemeriksaan pihak kepolisian.
"Soal kenapa bisa ada butiran plastik di beras, kita tunggu hasil penyelidikan polisi saja," ujar Herman kepada Kompas.com usai rapat.
"Kalau asumsi-asumsi memang banyak yang berkembang. Namun, sebaiknya kita menghormati proses penyelidikan yang sedang dilakukan Polres Cianjur," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, warga di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dikejutkan dengan temuan biji plastik yang tercampur pada beras bantuan pangan non tunai.
Sejumlah keluarga penerima manfaat (KPM) yang tinggal di Kampung Margaluyu, Desa Sukaratu, Kecamatan Bojongpicung, itu menemukan biji plastik saat tengah membersihkan beras serta setelah dimasak.
Baca juga: Cerita Warga Masak Beras Bansos Bercampur Biji Plastik di Cianjur
Dari sekarung beras bisa ditemukan 10 sampai 20 biji plastik yang berbentuk bulat pipih dan ukurannya lebih besar dari bulir beras.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.