Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Bulan Setelah Diterjang Banjir Bandang, Desa Wara di Luwu Utara Masih Terendam

Kompas.com - 14/09/2020, 15:47 WIB
Amran Amir,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

LUWU UTARA, KOMPAS.com– Desa Wara, Kecamatan Malangke Barat, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, masih terendam sejak diterjang banjir bandang pada 13 Juli 2020.

Kepala Desa Wara, Basruddin, mengatakan adanya tanggul yang jebol di desa tetangganya membuat air terus menggenangi kawasan permukiman tersebut.

“Ada tanggul di desa sebelah yakni Desa Lembang-lembang yang jebol dan menyatu di Dusun Raki-raki menyebabkan air meluap ke desa kami dan merendam antar 80 (sentimeter) hingga satu meter,” kata Basruddin yang dikonfirmasi melalui telepon seluler, Senin (14/09/2020).

Baca juga: Berangsur Pulih, Begini Kondisi Masamba Sebulan Setelah Diterjang Banjir Bandang

Tanggul jebol, kata Basruddin, membuat kayu yang terbawa aliran sungai dekat Desa Wara menumpuk.

Alhasil muncul aliran sungai baru yang merendam permukiman warga.

"Kami cukup sulit untuk memindahkan kayu tersebut karena bercampur dengan material batu kecil yang jika dipotong merusak rantai mesin chain saw," sebut Basruddin.

Akibat banjir yang terus menggenang selama dua bulan, Desa Wara menjadi terisolasi.

Untuk mendapatkan bahan makanan dan kebutuhan lainnya, warga desa ini harus menggunakan jalur transportasi sungai ke Kabupaten Luwu.

“Akses warga terputus ke ibu kota kecamatan apalagi ke Ibu kota kabupaten, warga hanya bisa menggunakan perahu motor ke Desa Salu Pao, Kecamatan lamasi Timur, Kabupaten Luwu, untuk belanja bahan makanan dan minuman serta kebutuhan lainnya termasuk bahan bakar minyak. Sementara biaya untuk sekali naik perahu Rp 10.000,” ujar Basruddin.

Baca juga: Polisi Sebut Penyebab Banjir Bandang di Luwu Utara Murni karena Faktor Alam

Kondisi terisolasinya Desa Wara membuat aktivitas lumpuh, sehingga warga berharap pemerintah menyalurkan bahan makanan termasuk obat-obatan ke desanya.

“Dulu relawan yang membawakan kami bahan makanan, sekarang logistik warga sudah menipis apalagi saat ini lahan terendam jadi tidak ada aktivitas,” tutur Basruddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com