PEKANBARU, KOMPAS.com - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 di Provinsi Riau turut menjadi atensi serius bagi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 setempat.
Pasalnya, dikhawatirkan masyarakat yang terbuai dengan euforia pesta demokrasi sehingga mengabaikan protokol kesehatan dan menambah klaster-klaster penularan baru Covid-19.
Terkait hal tersebut, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Provinsi Riau, dr Indra Yovi mengingatkan agar instansi penyelenggara dan pengawas pemilu memastikan protokol kesehatan diterapkan dengan baik dalam setiap tahapan pilkada.
"Pilkada ini 73 hari ke depan loh prosesnya. Dan selama itu berlangsung, ada kampanyenya ada arak-arakannya. Silakan pilkada, tapi yang benar-benar sesuai dengan aturan. Jangan gara-gara Pilkada, saya mau ini, mau ini, banyak yang tertular, kemudian rumah sakit penuh, ini yang jadi masalah," tegas Yovi kepada wartawan, Minggu (13/9/2020).
Baca juga: Pasien Kasus Positif Covid-19 di Riau Didominasi Kaum Laki-laki
Apalagi, dalam kurun waktu terakhir, eskalasi kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Bumi Lancang Kuning terus memuncak, dengan akumulasi lebih dari 3.300 kasus.
"Teman-teman KPU dan Bawaslu, itu punya cara, punya tools untuk mengawasi hal-hal yang melanggar. Sudah jelas aturannya bahwa orang selama masa kampanye, wajib pakai masker, tidak boleh berkerumun, ada tata cara teknisnya. Itu yang harus dilihat," kata Yovi.
Baca juga: Ketua KPU Riau Positif Covid-19, Jadwal Pilkada Tidak Terganggu
Dia mengajak seluruh pihak untuk lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
"Kalau Bawaslu tidak menjalankan pengawasan itu dengan baik, ya kita lihat sendiri nanti akibatnya. Jangan sampai hura-hura demokrasi menyebabkan kematian begitu banyak," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.