Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Covid-19 dan Dijadikan Bahan Kampanye, Jubir Pemkab Nunukan: Corona Bukan Aib

Kompas.com - 13/09/2020, 10:04 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Juru Bicara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan, Kalimantan Utara Hasan Basri Mursali meminta masyarakat bijak dalam memberikan dukungan terhadap bakal pasangan calon kepala daerah.

"Jangan sampai politik menghilangkan kemanusiaan kita, orang terpapar corona bukan aib. Yang aib adalah menjadikan mereka bahan kampanye politik sehingga menimbulkan tekanan psikologis bagi keluarga mereka sehingga menambah parah keadaan,’’ujarnya, Sabtu (12/9/2020).

Warning ini diberikan menanggapi banyaknya tudingan miring yang menjustifikasi dirinya terpapar Covid-19, sehingga seluruh pejabat yang berkantor di Pemda Nunukan harus di-swab massal.

Baca juga: Mudik dari Jakarta Naik Bus Umum, Nenek Ini Meriang Lalu Kena Corona

Banyak netizen juga meminta Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid melakukan swab karena ditakutkan ikut terpapar sehingga menjadi wadah virus berjalan yang menularkannya ke masyarakat ketika melakukan interaksi.

"Cukup ramai pendapat dan asumsi liar bertebaran terutama di media sosial. Saya katakan, saya reaktif memang ketika di-rapid test Kamis 9 September 2020. Saat mau kunjungan kerja ke Krayan, dua kali rapid hasilnya reaktif sehingga langsung diambil swab. Saya masih menunggu hasil swab, kenapa seakan akan sudah diisolasi masyarakat dan bupati dibawa- bawa dan malah dijadikan bahan kampanye?" keluhnya.

Hasan menegaskan, ia adalah orang yang amat patuh dengan protokol kesehatan dalam penanganan Covid-19.

Dia selalu menggunakan masker, membawa hand sanitizer, sebisa mungkin membatasi jarak saat berinteraksi dengan orang lain.

Sampai hari ini pun, ia tidak merasakan gejala apapun. Dia langsung pulang ke rumahnya pasca-dinyatakan reaktif, meminta keluarganya untuk menjaga jarak dan memisahkan alat alat rumah tangga yang ia gunakan seperti piring, sendok dan gelas.

"Memang nyinyiran netizen berdampak pada psikologis. Kita paham ini musim politik, tapi saya tegaskan, Covid-19 tidak terhindarkan dan bisa menjangkiti siapa saja, tidak pilih jabatan, tidak pilih pangkat, suku dan agama, kita tak boleh mengisolasi orang, bisa jadi sekarang saya terpapar, besok entah ke siapa, jadi mari kita saling dukung dan disipilin menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan,"jelasnya.

Baca juga: 2 Nakes Positif Covid-19, Puskesmas Madising Na Mario Parepare Tutup 2 Hari

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Nunukan Aris Suyono menjelaskan, reaktif rapid test belum tentu positif virus corona.

Untuk memastikan seseorang terpapar Virus SARS-COV-2 atau tidak, adalah dengan melakukan tes PCR atau biasa disebut swab oleh masyarakat,

"Reaktif belum tentu positif, kita harus melihat hasil swab-nya, memang selama ini masyarakat kurang memahami itu, intinya jangan pernah menyebut orang positif hanya karena hasil rapid test,"katanya.

Tercatat 54 kasus Covid-19 di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Sebanyak 52 dinyatakan sembuh dan 2 pasien masih dalam perawatan medis di bangsal isolasi RSUD Nunukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com