Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peduli Guru Elin, Mengajar 3 Kelas di Sekolah Nyaris Roboh dengan Gaji Rp 250.000 per Bulan

Kompas.com - 11/09/2020, 19:47 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com - Elin (28) menunjukkan pengabdian tulus seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Dia tak pernah memikirkan apa yang didapatnya dari mengajar sekitar 60 pelajar SMP Budi Luhur Sebakis, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Baginya, mendidik generasi bangsa di perbatasan RI-Malaysia tak bisa dibandingkan dengan lembaran rupiah.

"Sering saya suruh berhenti dia, tapi dia hanya menjawab kasihan anak anak di sekolah, tidak ada yang mengajar, bagaimana kalau mau ujian? Itu saja jawabnya," ujar Yudha suami Elin , Selasa (8/9/2020).

Baca juga: Keikhlasan Elin, Guru di Perbatasan, Honor Rp 250 Ribu per Bulan Tak Dibayar 2 Tahun

UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk membantu sekolah ini. Sumbangkan rezeki Anda untuk membantu dengan cara klik di sini untuk donasi.

Yudha sangat khawatir kondisi istrinya. Elin yang tengah hamil muda sering mengalami pusing dan mual, setiap kali melihat istrinya pergi mengajar Yudha mengaku was-was karena kondisi sekolah nyaris roboh dengan banyaknya kayu lapuk di banyak bagian.

Anjuran supaya Elin berhenti mengajar juga tak diindahkan. Elin terus berusaha meyakinkan suaminya bahwa anak anak di sekolah sangat membutuhkan kehadirannya.

"Istriku kan hamil, takut ada apa apa nanti, apalagi bangunan sebelah pernah roboh, baru gaji ndak sebanding, tapi dia cuma bilang kasihan anak anak, itu saja dia ucap," kata Yudha lagi.

Kekhawatiran tersebut kemudian dituangkan dalam media social Facebook.

Yudha mempertanyakan nasib Elin, apakah ada perhatian pemerintah untuk guru seperti Elin.

Gaji Elin hanya mengandalkan iuran SPP. Setiap siswa ditarik Rp 50.000 untuk operasional sekolah SMP Filial Budi Luhur Sebakis yang masih menginduk pada SMP PGRI Nunukan.

"Kita tarik iuran SPP itu Rp 50.000 per siswa, itulah yang kami gunakan untuk membayar gaji Elin, dan setiap bulan tidak semua pelajar membayar SPP. Untuk Alat Tulis Kantor (ATK) ada dibantu sama sekolah induk SMP PGRI," ujar Kepala Sekolah SMP Budi Luhur Sugeng Yuniarso.

Bagi Elin, persoalan materi tidak mengendurkan semangat pengabdiannya untuk mencerdaskan generasi bangsa di perbatasan RI–Malaysia ini.

Baca juga: Kisah Guru Berkeliling 6 Kampung, Bantu Murid Belajar di Rumah

Elin hanya ingin melihat anak-anak perbatasan menjadi terdidik dan memiliki daya saing tanpa harus menjadikan keterbatasan dan geografis perbatasan yang serba minim sebagai alasan dari ketertinggalan mereka.

Untuk menunjang tekadnya, Elin juga mengambil studi di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiah (STIT) Ibnu Khaldun Nunukan, suaminyalah yang membiayai kuliahnya dari hasil berjualan Sembako.

Untuk dedikasi dan pengabdian Elin, mari kita berdonasi.

Semoga kepedulian kita kian menguatkan Elin dalam mengabdikan diri untuk anak anak di perbatasan RI - Malaysia.

Donasi bisa disalurkan melalui https://kitabisa.com/campaign/smpperbatasan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com