Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawa Tengah Belum Akan PSBB, Gubernur Ganjar Fokus Penegakan Hukum

Kompas.com - 10/09/2020, 16:57 WIB
Riska Farasonalia,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo belum memutuskan untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Ganjar mengambil langkah tegas berupa penegakan hukum jika masyarakat tidak disiplin terhadap protokol kesehatan Covid-19.

"Kami belum akan mengambil langkah ekstrem. Tapi kalau ini meningkat terus karena ketidakdisiplinan, maka bisa saja kami mengambil tindakan yang lebih dari itu," kata Ganjar, Kamis (10/9/2020).

Dikatakannya, penegakan hukum sudah diberlakukan serentak di seluruh daerah di Jawa Tengah hingga akhir September nanti.

"Kita butuh dukungan dari masyarakat untuk itu. Makanya, penegakan hukum mulai kami lakukan serentak sejak 25 Agustus sampai akhir September nanti, dan tentu bisa diperpanjang masanya kalau diperlukan," jelasnya.

Baca juga: Gubernur Ganjar Akan Evaluasi Sistem Pembelajaran Tatap Muka di Jateng

Gerakan penegakan hukum dilakukan secara massif, termasuk di zona merah.

"Daerah Jawa Tengah yang sekarang zona merah Kota Semarang. Yang lain masih bisa kami kendalikan, tapi tidak boleh abai karena semua harus disiplin. Maka, penegakan hukum inilah yang kita minta dilakukan agar masyarakat mengerti dan memahami," terangnya.

Selain itu, Ganjar juga menggenjot tes Covid-19 secara massif di seluruh kabupaten/kota se-Jateng, sehingga jumlah kasus positif akan semakin terdata dan penanganannya bisa dipercepat.

"Beberapa kabupaten/kota di Jateng baru mulai aktif, yang sebelumnya ada juga diam saja. Kalau diam saja, ya pasti hijau lha wong ndak ada datanya. Makanya kabupaten/kota ditarget untuk menggelar tes massal. Saya minta dipenuhi target itu, jangan takut jumlahnya naik, jangan takut citranya jelek karena itu," tegasnya.

Baca juga: Langgar Protokol Kesehatan di Kudus Bakal Disanksi Masuk Kamar Mayat dan Keranda, Ganjar: Bahaya

Menurut Ganjar, dengan semakin banyak kasus positif yang diketahui, akan mudah dilakukan penanganan-penanganan.

"Saat tes massal dilakukan, dapat diketahui berapa jumlah penduduk yang dites, lalu apakah bisa dikatakan sudah representatif atau belum. Jadi nanti ketahuan, apakah bisa dikategorikan terkendali atau belum. Kan nanti grafiknya akan kelihatan kapan akan menurun," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com