Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekanbaru Bakal Tambah Tenaga Kesehatan untuk Tangani Kasus Covid-19

Kompas.com - 10/09/2020, 07:52 WIB
Citra Indriani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru, Riau, tengah menghitung kebutuhan tenaga kesehatan (Nakes). Ada rencana penambahan tenaga kontrak untuk penanganan kasus Covid-19.

Wali Kota Pekanbaru Dr Firdaus MT mengungkapkan bahwa saat ini masih kekurangan nakes. Apalagi, saat ini penambahan kasus Covid-19 makin tinggi di Kota Madani itu.

Ia membeberkan, ada beberapa formasi nakes yang akan direkrut, di antaranya, dokter spesialis, dokter umum, perawat, dan tim analis.

Baca juga: Takut hingga Hilang Harapan, Sebuah Cerita Tenaga Medis dari Balik Hazmat

 "Kita juga butuh tenaga kesehatan tambahan, tenaga kesehatan kontrak penanganan Covid-19 untuk percepatan penanganan Covid-19 ini," kata Firdaus kepada wartawan, Rabu (9/9/2020).

Namun, ia belum merinci jumlah Nakes yang bakal direkrut. Kata Firdaus, saat ini masih menghitung kebutuhan yang ada di fasilitas kesehatan.

Ia berharap pekan depan penambahan nakes ini sudah dapat terealisasi, dan mereka dapat bekerja.

Baca juga: Pemprov DKI Terima 1.174 Tenaga Kesehatan untuk Covid-19, Ini Rinciannya

"Kita butuh tambah tenaga kesehatan, seiring akan diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM). Mereka nantinya juga akan membantu dalam melakukan tracking (pelacakan) kontak erat pasien positif Covid-19," ungkap Firdaus.

Lebih lanjut, kata pria yang akrab disapa Ocu Pidau ini, dalam waktu dekat Pemkot Pekanbaru segara akan merealisasikan pengadaan laboratorium biomolekuler berjalan.

Saat ini pembelian alat dalam proses. Jika tidak ada hambatan, pekan depan sudah ada di Pekanbaru dan bisa langsung digunakan untuk memeriksa hasil test swab yang berasal dari Pekanbaru.

"Sebab, bila menunggu hasil pemeriksaan laboratorium biomolekuler milik Pemerintah Provinsi, akan memakan waktu hingga tiga hari karena over kapasitas. Karena lab milik provinsi hanya berkapasitas 1.500 per hari, sementara sampel sudah menumpuk," sebut Firdaus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com