Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Banggar DPR: Jakob Oetama adalah Sumber Air yang Menyuburkan Indonesia

Kompas.com - 10/09/2020, 07:28 WIB
Taufiqurrahman,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Ketua Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah berduka atas wafatnya pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama, pada Rabu (9/9/2020).

Menurut Said, Jakob Oetama adalah figur nasional yang teguh di jalan hidupnya. Hidupnya sepenuhnya diabdikan untuk mencerdaskan bangsa.

Baca juga: Masyarakat NTT Punya Ikatan Emosional dengan Kompas dan Jakob Oetama

Saat beberapa media nasional pada masa Orde Lama menjadi corong politik dan partisan, Jakob memilih mendirikan Kompas untuk tidak partisan.

"Beliau memilih mendirikan media untuk menjadi katarsis dari keruhnya politik sektarian pada masa Orde Lama. Karakter ini tampak sekali pada pilihan-pilihan kebijakan redaksi Kompas hingga kini meskipun beliau tidak mengurus lagi dapur redaksi Kompas," kata Said Abdullah melalui keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Rabu (9/9/2020).

Menurut politikus PDI-P ini, watak Jakob Oetama yang kuat dalam membentukan karakter di redaksi Kompas melahirkan benih baru di zaman sekarang.

"Beliau adalah sumber air yang terus menyemai bibit-bibit baru. Bibit-bibit yang terus menyuburkan keindonesiaan kita. Kita sungguh kehilangan figur teladan, bapak bangsa," imbuhnya.

Said mengenang sejarah pendirian Harian Kompas, ia teringat pernyataan Presiden Soekarno saat mengusulkan nama Kompas.

“Aku akan memberi nama yang lebih bagus, 'Kompas'. Tahu toh apa itu kompas? Pemberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan dan hutan rimba," kata Said mengutip Presiden Soekarno.

Said mengungkapkan, Harian Kompas menjadi media nasional yang sangat bergengsi, yang dirintis bersama oleh dua tokoh jurnalistik utama Indonesia, yakni Jakob Oetama dan PK Ojong.

Baca juga: Anies: Karya-karya Pak Jakob Dirasakan Manfaatnya di Jakarta

Seperti apa yang diamanatkan oleh Bung Karno, Kompas di bawah Jakob Oetama menjadi arah bangsa, perjumpaan kaum terdidik untuk menyemai pemikiran sehat, cerdas, dan berkebudayaan.

Sebelumnya diberitakan, Jakob Oetama (88) meninggal di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, setelah mengalami gangguan multiorgan. Jakob Oetama dirawat di rumah sakit sejak 22 Agustus 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com