Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Anak Saya Sempat Protes, Kadang-kadang Kunci Motor Diambil agar Tidak Pergi"

Kompas.com - 08/09/2020, 08:35 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Menjadi petugas memakamkan jenazah pasien Covid-19 bukanlah tugas yang ringan. Pasalnya, mereka harus siap dengan segala resiko, mulai dari tertular atau bahkan kehilangan nyawa.

Tak hanya itu, mereka pun harus menghadapi stigma dari masyarakat yang takut tertular virus tersebut.

Hal inilah yang saat ini dirasakan Atong Handoko (47), salah satu petugas yang memakamkan jenazah pasien virus corona di Kota Madiun, Jawa Timur.

Baca juga: Butuh Biaya untuk Makan, Seorang Remaja di Pematangsiantar Diduga Menjual Pacarnya Rp 300.000, Dijual 9 Kali

Atong mengatakan, jika keluarganya sempat khawatir dengan tugas baru yang dijalaninya. Namun, setelah diberikan penjelasan, keluarganya mendukung.

“Anak saya yang sempat protes. Kadang-kadang kunci sepeda motor saya diambil agar tidak pergi. Tetapi akhirnya setelah saya berikan penjelasan, dia bisa memaklumi,” kata Atong kepada Kompas.com, Senin (7/9/2020) sore.

Kata Atong, ia pernah diprotes warga karena menggunakan peralatan milik warga untuk mengubur jenazah pasien Covid-19.

Baca juga: Ini Alasan Ketua RT Tolak Pemakaman Perawat di Semarang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com