Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa di Sumedang Olah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar Minyak

Kompas.com - 07/09/2020, 18:36 WIB
Aam Aminullah,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Pemerintah Desa Legok Kidul, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, sukses mengolah limbah sampah menjadi bahan bakar minyak (BBM).

Pemerintah desa memberdayakan warga dalam upaya pengelolaan limbah sampah yang selama ini kerap menjadi masalah di lingkungan desa.

Penjabat Kepala Desa Legok Kidul Iswanto mengatakan, pemerintah desa memfokuskan pengelolaan sampah menjadi barang yang bermanfaat, dan bernilai ekonomi.

"Pengolahan sampah di wilayah kami ini sudah berjalan cukup lama. Awalnya, sampah dipilah dan dipilih mana yang masih bisa diolah sehingga bernilai ekonomi," ujar Iswanto kepada Kompas.com di lokasi penyulingan sampah di Desa Legok Kidul, Senin (7/9/2020).

Baca juga: Di Bandung, Sampah Organik Bisa Ditukar dengan Bibit, Kompos, hingga Peralatan Perkebunan

Iswanto menuturkan, setelah lama berjalan, warga menemui kendala dengan menumpuknya sampah plastik yang telah dipisahkan, namun tidak dapat diolah.

Akhirnya, kata Iswanto, pengelola bank sampah di Desa Legok Kidul mulai memikirkan untuk mengolah limbah sampah plastik tersebut menjadi BBM.

Sehingga, limbah sampah plastik tersebut tidak menumpuk dan menjadi masalah baru.

"Setelah beberapa kali uji coba, proses penyulingan dari pengolahan sampah plastik ini bisa menjadi bahan bakar minyak, sejenis minyak tanah," tutur Iswanto.

Iswanto menyebutkan, dengan keberhasilan ini, pihak desa akan terus mengembangkannya agar BBM yang dihasilkan bisa dimanfaatkan oleh warga, khususnya di desanya.

"Untuk saat ini BBM yang dihasilkan memang masih sedikit jadi belum bisa dimanfaatkan oleh warga. Tapi ke depan akan terus kembangkan sehingga hasilnya minimal bisa menjadi sejenis minyak tanah untuk keperluan rumah tangga warga di desa kami," sebut Iswanto.

Ketua Pengelola Bank Sampah Desa Legok Kidul, Iwan Kustiawan mengatakan, setelah adanya bank sampah, permasalahan limbah sampah di desanya dapat teratasi.

"Sampah rumah tangga maupun produksi kami kumpulkan, lalu kami bawa ke tempat penampungan akhir. Kemudian limbah sampah ini kami pilah untuk dibersihkan dan dijual ke pengepul. Sedangkan limbah sampah plastiknya kami suling hingga hasil permentasinya menjadi BBM," ujar Iwa.

Sementara itu, Camat Paseh Beni Satriaji menuturkan, ada dua manfaat dari bank sampah di wilayah Desa Legok Kidul ini.

"Manfaat pengolahan limbah sampah ini berdampak positif pada dua aspek. Yaitu aspek sosial dan ekonomi. Sosial, warga lebih sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan sehingga lingkungan menjadi bersih. Aspek ekonominya, warga mendapatkan nilai tambahan dari hasil penjualan sampah yang masih dapat diolah," tutur Beni.

Baca juga: Kisah Pilu Pemulung dan Bayinya yang Berusia Satu Bulan, Tidur di Gerobak Sampah karena Terusir

Beni menambahkan, setelah uji coba pengolahan sampah plastik menjadi BBM ini berhasil, pemerintah kecamatan akan turut mendorong sehingga kuantitas dan kualitas BBM yang dihasilkan bisa benar-benar bermanfaat untuk warga.

"Kami akan support dan tentunya mendorong agar proses pengelolaan sampah ini bisa menghasilkan nilai tambah yang lebih," kata Beni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com