Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Kerangka Kepala Macan Tutul Jawa, BBKSDA Jatim Tunggu Uji Lab LIPI

Kompas.com - 07/09/2020, 18:11 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Kerangka tengkorak yang diduga kepala macan tutul jawa sudah dikirim ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Bogor, Jawa Barat, untuk diselidiki lebih lanjut.

Namun demikian, menurut Kepala Seksi Konservasi Wilayah VI Probolinggo Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, Mamat Ruhimat, kerangka itu adalah kepala macan tutul jawa.

“Ini baru diduga (kepala macan tutul jawa), sekali lagi saya sampaikan kepastikannya nanti diuji lab LIPI,” kata Mamat, Senin (7/9/2020).

Struktur kerangka

Mamat melanjutkan, dari pengamatan sementara, kerangka tersebut bentuknya menjorok ke depan.

Berat kerangka tercatat 8 ons, tinggi bagian belakang 13 sentimeter dan  lebar 21 sentimeter.

Lalu, tinggi bagian depan 5 sentimeter, lebar 8 sentimeter. Sedangkan panjangnya 15 sentimeter.

Ciri-ciri tersebut, menurut Mamat, menyerupai bentuk dari kepala macan tutul jawa.

“Kalau kami lihat dari kerangka ini, kalau harimau terlalu kecil, bisa jadi ini macan tutul. Karena di sini habitat macan tutul masih ada. Namun demikian, kita tidak bisa memastikan 100 persen sebelum ada jawaban dari pihak LIPI setelah diuji lab,” ujar dia.

Kronologi penemuan

Mamat menjelaskan, kerangka itu ditemukan seorang guru seni SMAN 3 Kota Malang bernama Lulut Edi Santosa, Jumat (4/9/2020) di Sungai Metro di Kelurahan Merjosari, Kota Malang.

Dari keterangan Lulut, kerangka itu ditemukan saat dirinya melakukan susur sungai.

Kerangka itu tersangkut di sela-sela batu di sungai di kedalaman lebi kurang 1 meter.

Setelah itu, Lulut melaporkan penemuannya itu ke BBKSDA Jawa Timur.

“Dari struktur muka, kemudian bola mata yang begini, tidak cocok kalau binatang ternak,” kata dia.

Mencari artefak

Sementara itu, Lulut dan rekan-rekannya memiliki hobi menyusuri aliran sungai itu untuk mencari artefak sejarah masa lalu.

Alasannya, sungai yang berhulu di hutan Gunung Kawi itu diperkirakan menyimpan banyak peninggalan Kerajaan Kanjuruhan yang berkuasa pada abad ke-8 masehi.

(Penulis: Kontributor Malang, Andi Hartik | Editor: Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com