Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Andini, Rela Tak Kuliah dan Kerja Keras demi Tebus Utang Ayah yang Diamputasi

Kompas.com - 01/09/2020, 11:20 WIB
Kontributor Bulukumba, Nurwahidah,
Khairina

Tim Redaksi

SINJAI, KOMPAS.com - Kebahagiaan Muhammad Yusuf (47) yang sebelumnya bekerja di perusahaan mebel Makassar kini berubah. Ia hanya bisa duduk di kursi roda.

Kedua kaki lelaki warga Desa Bontosalama, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, itu terpaksa harus diamputasi sebagai imbas dari penyakit yang dialami.

Semenjak kedua kakinya diamputasi, Yusuf tak lagi menjalani pekerjaannya sebagai tukang pembuat lemari. Padahal, dia satu-satunya pencari nafkah untuk keluarganya.

Petaka yang menimpa Yusuf bermula pada tahun 2016. Ketika itu hanya kutu air di jari pada kaki kanan. Jari-jari kaki sampai lutut kram dan ketika disentuh tidak bisa merasakan apa-apa.

"Waktu kaki kram langsung pergi cek di dokter dan dokter menyarankan untuk melakukan amputasi pada jari kaki. Tapi waktu itu saya menolak dan berusaha menggunakan obat herbal, sekitar enam bulan tidak ada perubahan gunakan obat herbal malah rasa sakit pindah ke jari kaki kiri," ujar Yusuf, saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (1/9/2020).

Baca juga: Legenda di Balik Lumpur Kesongo yang Telan 17 Ekor Kerbau, Kisah Ular Raksasa Jaka Linglung

Kala itu, Yusuf tak punya pilihan. Akhirnya jari kaki kiri dan jari kaki kanan diamputasi pada tahun 2017 di RSUD Sinjai.

Namun, cobaan tidak sampai di situ. Setelah dilakukan amputasi malah terjadi lagi penyumbatan darah. Mau tidak mau kedua kakinya diamputasi.

Untuk biaya di RSUD, kata Yusuf, sudah masuk dalam pembiayaan Kartu Indonesia Sehat. Namun, Yusuf mengaku tetap mengeluarkan dana untuk membeli obat di luar yang mahal.

Kala itu, sang istri Karmila (52) meminjam uang di sebuah bank pemerintah sekitar Rp 70 juta. Uang itu untuk modal usaha dan digunakan untuk beli obat.

Kini, keseharian Yusuf lebih banyak tinggal di rumah bersama istri, kedua anak, yaitu Andini (22) dan Andika.

Andini sangat sayang kepada ayahnya.

Ia rela tidak melanjutkan kuliah dan bekerja keras di Makassar untuk menebus utang orangtua di bank.

"Sempat mau kuliah, tapi waktu itu membutuhkan uang yang banyak, apalagi orangtua punya utang. Siapa mau bayar utang orangtua kalau bukan saya. Makanya, ke Makassar bekerja sebagai kasir," kata Andini.

Baca juga: Kisah Muji Jualan Cilok Pakai Setelan Jas, Sering Dianggap Stress dan Sempat Jadi Pemulung

Semenjak pandemi, Andini memutuskan berhenti kerja di kota. Ia kembali bekerja di salah satu konter ponsel di Sinjai.

Namun, di balik pengorbanan Andini, kadang ia merasa iri melihat teman seangkatannya sudah sarjana, sedangkan dirinya hanya lulusan SMA.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com