Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Kapolres dan Ajudannya Jadi Petugas Pemakaman Jenazah Covid-19

Kompas.com - 31/08/2020, 15:53 WIB
Suwandi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Kapolres Tanjab Barat Guntur Saputro tidak pernah menyangka dirinya akan menjadi petugas pemakaman pasien Covid-19 dadakan tanpa persiapan dan belum pernah dia lakukan selama hidupnya.

"Ya, jenazah sudah terlambat pemakamannya sampai dua jam. Saya tahu risikonya besar, tapi kita harus bertindak cepat, jangan sampai jenazah terlalu lama dikuburnya," kata Guntur saat ditelepon Kompas.com, Senin (31/8/2020).

Pada awalnya, Guntur mengaku diminta untuk mengawal prosesi pemakaman sesuai standar Covid-19 oleh Direktur RSUD KH Daud Arif.

Pasalnya pasien reaktif hasil rapid test berinisial MR (35) itu meninggal dan akan dimakamkan sesuai protokol Covid-19 di Tanjab Barat.

Baca juga: Update Covid-19 di Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Jambi, dan Bengkulu 29 Agustus 2020

Namun dia melihat kejanggalan, petugas pemakaman belum ada. Bukan hanya petugas, tetapi alat pelindung diri (APD) juga tidak ada di lokasi.

"Sementara kuburan telah digali dan jenazah sudah berada di tempat pemakaman,"kata Guntur saat dihubungi Kompas.com via telepon, Senin (31/8/2020).

Kondisi ini membuat Kapolres prihatin. Maka dia langsung turun ke lokasi dan menghubungi kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD), kemudian Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pemakaman (Perkim).

"Mereka bilang petugasnya ada. Tapi di lapangan, itu belum ada apa-apa. Saya pun akhirnya telepon pihak Dinas Kesehatan," kata Guntur menjelaskan.

Namun yang dikirim ke lokasi hanya APD, beserta dua orang petugas puskesmas dan dua orang tenaga perawat. Sedangkan petugas makam tidak tahu caranya.

Melihat kondisi jenazah yang pemakamannya tertunda sampai dua jam, Guntur pun turun tangan menjadi relawan petugas pemakaman.

"Memang ada risiko. Tapi ini sudah jadi tugas saya selaku bagian dari Satgas Penanganan Covid-19 di Tanjab Barat," kata Guntur menegaskan.

Kapolres sendiri memimpin pemakaman bersama dua orang pihak puskesmas, lalu 1 sopir ambulans, pihak keluarga dan ibu-ibu petugas kesehatan.

"Itu masuk APD rasanya panas dan nafas itu sesak. Ditambah cuaca panas. Masalah muncul, karena cangkul cuma dua, satunya patah. Sama-sama belum ada yang pernah menguburkan," kata Kapolres lagi.

Dalam kondisi cuaca panas ditambah memakai APD, lalu 10 menit pertama, dua orang petugas puskesmas berhenti dan begitu juga yang lainnya.

Pemakaman dilanjutkan dengan empat orang, yakni kapolres, ajudannya dan ibu-ibu tenaga kesehatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com