Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Pilih Pemimpin Desa, Bukan Pemimpin Agama"

Kompas.com - 21/08/2020, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sejak tahun 2017, Ahmad Jabur (50) menjadi kepala desa di Desa Compang Ndejing, Nusa Tenggara Timur.

Jabur adalah seorang Muslim, sedangkan warganya mayoritas beragama Katolik.

Meski dirinya seorang Muslim, Jabur menjelaskan bahwa komposisi aparat desa tetap didominasi warga Katolik.

Sebelum terpilih menjadi kepala desa tahun 2017, Jabur sempat maju jadi Kepala Desa Nangalabang pada tahun 1992.

Kala itu ia kalah suara dari satu lawannya. Kekalahan Jabur saat itu bukan karena isu suku, ras, atau agama.

Baca juga: Kisah Muslim yang Jadi Kades di Wilayah Mayoritas Katolik 

Namun, karena berasal dari kalangan minoritas, Jabur mengaku ragu saat akan kembali maju pada pemilihan kepala desa di Desa Compang Ndejing pada tahun 2017.

"Saat itu saya tidak mau. Alasan saya, saya tidak mungkin terpilih, karena saya dari pihak minoritas. Selama itu memang isu agama dan SARA di akar rumput ramai dibincangkan. Ada yang bilang mengapa mesti yang minoritas pimpin mayoritas," ujar Jabur kepada Kompas.com, Rabu (19/8/2020).

Hal yang membuatnya yakin untuk maju adalah dukungan dari kelompok berbasis gereja (KGB).

Saat itu ada tujuh kelompok doa di Dusun Purang Mese kompak mengusulkan dirinya maju sebagai calon kepala desa.

Baca juga: Menag: Masjid Hadiah Pangeran Abu Dhabi untuk Jokowi Perkuat Toleransi

Warga berpikir bahwa Jabur cocok untuk memimpin Desa Compang Ndejing. Karena dukungan tersebut, ia pun memenuhi persyaratan untuk maju menjadi kepala desa.

"Saya jadi termotivasi untuk maju. Saya pun meminta kepada panitia untuk meminta persyaratan. Setelah itu saya lengkapi berkas dan daftar," kata Ahmad.

Ia mengaku bahwa isu SARA sangat terasa sebelum pemilihan berlangsung. Namun, isu tersebut berhasil dipatahkan oleh komunitas doa dan pastor paroki.

Kepada umatnya, pastor selalu mengatakan bahwa agama bukan hambatan bagi seseorang untuk menjadi pemimpin.

Pastor juga mengatakan, seorang pemimpin dinilai dari karakternya, bukan latar belakang agamanya.

Baca juga: Belajar Toleransi dari Suku Wajor, Pantang Bertengkar Hanya karena Berbeda

Kuatkan toleransi

Ilustrasi toleransi.SHUTTERSTOCK Ilustrasi toleransi.
Saat pemilihan kepala desa, Jabur unggul 82 suara mengalahkan tiga kandidat lainnya dari warga Katolik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com