Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Semarang Peringati Malam 1 Suro di Atas Bukit Gunung Talang

Kompas.com - 20/08/2020, 05:57 WIB
Riska Farasonalia,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1442 Hijriah yang jatuh pada 20 Agustus 2020, sejumlah warga Semarang, Jawa Tengah, menggelar tradisi tumpengan pada Rabu (19/8/2020) malam.

Acara yang bertujuan memperingati malam 1 Suro atau 1 Muharram itu berlangsung di pelataran bangunan padepokan yang dulunya pernah menjadi pusat perguruan silat di Kelurahan Bendan Duwur, Kecamatan Gajahmungkur.

"Ini sebagai wujud atas puji syukur kepada Tuhan dan juga sebagai wujud menyambut tahun baru Hijriah 1442," kata ketua panitia acara, Edi Pranoto.

Baca juga: Bawaslu Kabupaten Semarang Hentikan Kasus Mahar Politik Nasdem

Ratusan warga sekitar menghadiri acara yang digelar di kawasan bangunan peninggalan bersejarah tersebut.

Letaknya dikelilingi hutan kecil yang rimbun dan ditumbuhi banyak pepohonan besar di atas bukit Gunung Talang.

Edi mengatakan, acara ini merupakan rangkaian doa dan budaya seperti pertunjukkan seni, musik religi dan tumpengan.

"Ini acara dadakan yang baru dirancang minggu lalu dengan swadaya masyarakat. Karena masa pandemi Covid-19, yang datang dibatasi," ujar Edi.

Baca juga: Mobil yang Disebut Menghalangi Ambulans Ternyata Tidak Pernah Keluar Garasi

Kawasan padepokan itu dikenal warga sekitar sebagai tempat yang kental dengan aura mistis dan terkesan angker.

Bahkan, kerap kali warga melihat ada orang yang mengalami kesurupan saat berada di bangunan yang berbentuk joglo limasan tersebut.

Selain itu, setiap malam Jumat, kawasan itu selalu ramai didatangi warga untuk mencari inspirasi nomor togel.

Untuk menghilangkan kesan angker yang terlanjur melekat itu, sejumlah warga berniat menggelar kegiatan yang positif di kawasan bangunan bersejarah tersebut.

"Kita justru akan menghilangkan kesan mistis di Gunung Talang. Kita akan buat pasar rakyat di sini. Semoga pemerintah mengizinkan," kata Edi Pranoto.

Selain itu, padepokan tersebut rencananya juga akan difungsikan sebagai sarana olahraga bagi warga sekitar.

"Kita akan membawa nilai-nilai yang baik untuk masyarakat. Untuk itu, kita akan buat tempat ini lebih bermanfaat," ucap dia.

Warga Bendan Duwur, Khoirul Anam mendukung apabila padepokan yang ada di Gunung Talang dijadikan tempat untuk pasar rakyat.

Dengan begitu, padepokan bersejarah itu tidak lagi terbengkalai.

"Ya mending dimanfaatkan seperti itu, daripada mangkrak dan rusak. Padahal padepokan tersebut menyimpan banyak sejarah," kata Anam.

Sebelumnya, padepokan ini pernah menjadi pusat perguruan silat se-Jawa Tengah.

Beberapa di antaranya seperti perguruan Merpati Putih dan Kala Hitam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com