Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersihkan Temuan Situs Kuno di Bekas Peternakan Ayam, Warga Mengaku Alami Peristiwa Mistis

Kompas.com - 16/08/2020, 08:57 WIB
Riska Farasonalia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Warga Semarang penasaran saat ditemukan sebuah situs kuno yang diyakini berasal dari sisa reruntuhan candi di era Kerajaan Mataram Kuno.

Situs terpendam itu ditemukan di sekitar lahan bekas peternakan ayam milik salah satu warga Dusun Tempel, kelurahan Jatisari, Kecamatan Mijen.

Penemuan benda peninggalan bersejarah itu diduga sudah dibangun sejak abad ke 8 hingga 10 masehi pada era Kerajaan Hindu-Budha.

Baca juga: Tengkorak Manusia dan Runtuhan Menara Ditemukan di Situs Kuno Jombang

Sisa reruntuhan candi yang ditemukan oleh warga sekitar itu berupa yoni, patung sapi, kemuncak dan batu-batuan kuno lainnya.

Riyadi (60) warga asli Dusun Tempel mengaku sudah merawat situs tersebut secara turun temurun.

"Saya merawat ini karena mendapat pesan dari ibu. Beliau berpesan, itu punden dirawat karena peninggalan nenek moyang," ceritanya, Minggu (16/7/2020).

Baca juga: Struktur Bata Diduga Situs Suci Kerajaan Mataram Kuno Ditemukan di Malang

Riyadi mengaku pernah mengalami peristiwa mistis usai membersihkan situs tersebut.

"Saya pernah ditemui wanita muda pakai baju kebaya tapi wanita itu hanya diam saja. Waktu itu sekitar jam 3 pagi dirumah, yang kebetulan saya belum tidur," jelasnya.

Diduga reruntuhan candi, dulu tertutup semak belukar

Ketua RW 04 Dusun Tempel, Rudi Irnawan (42) mengatakan situs tersebut dulunya tertutup oleh pohon bambu dan semak belukar sehingga membuat reruntuhan candi tersebut menjadi tidak terlihat.

"Awal ditemukanya tidak seperti ini, tapi masih banyak tanaman dan dikelilingi pohon bambu," jelasnya.

Sebelumnya, warga sekitar kerapkali menemukan batu-batuan purbakala di lahan tersebut.

Namun, warga tidak mengetahui fungsi dari batuan tersebut sehingga beberapa digunakan sebagai pondasi rumah dan dijual.

"Waktu itu warga menemukan batuan kuno. Karena tidak mengetahui itu benda apa ya, jadinya beberapa batu yang ditemukan warga ada yang dijadikan pondasi dan ada juga yang dijual," ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com