Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Siswa Belajar Daring, Dibantu Dermawan hingga Nebeng di Kafe

Kompas.com - 14/08/2020, 16:13 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Khairina

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Betapa bahagianya Hanania Inawati (14), warga Dusun Sabrang, Desa Margoyoso, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, yang kini bisa mengerjakan tugas sekolah melalui daring

Ada seorang dermawan yang menyediakan akses internet (WiFi) gratis bagi dirinya.

Sang dermawan bernama Suroso Singgih (45) tinggal Dusun Tlogosari, letak beberapa kilometer dari dusunnya.

Sebelumnya, pelajar SMP itu mengaku sulit belajar karena terkendala sinyal di dusunnya. Belum lagi ia harus membeli kuota yang dirasa mahal. 

"Kalau dulu belajar dari rumah, tapi sulit karena enggak ada sinyal. Beli kuota juga mahal, Rp 75.000 tiap bulan. Kemudian ada menawari kami buat belajar di rumahnya, pakai WiFi gratis. Tentu kami senang sekali," kata Hana, ditemui Kompas.com belum lama ini.

Baca juga: Siswa SMP di Kota Semarang Bakal Dapat Kuota Internet Gratis untuk Belajar Daring

Hana bercerita, dia biasa belajar di rumah tetangganya itu dari pukul 07.00 - 12.00 WIB. Ia tidak sendiri, namun bersama beberapa teman sekampungnya.

Meski sudah ada bantuan dari tetangganya itu, ia masih berharap ada bantuan WiFi gratis ataupun bantuan kuota agar ia bisa belajar kapan pun dari rumah. 

"Harapannya di dusun saya ada WiFi dan bantuan kuota internet," ungkap pelajar kelas 9 SMP Negeri 1 Salaman, Kabupaten Magelang itu.

Suroso Singgih mengatakan, sudah beberapa waktu lalu memasang WiFi untuk kebutuhan pribadinya. Namun sejak pandemi Covid-19, ia mempersilakan warga khususnya para pelajar untuk mengakses cuma-cuma. 

Menurutnya, tidak semua orangtua memiliki kemampuan untuk membeli kuota internet. Belum lagi jaringan internet yang sulit di wilayah tersebut.

Dusunnya merupakan dusun paling ujung barat wilayah Kabupaten Magelang, atau berbatasan dengan Kabupaten Purworejo.

"Kebetulan saya pasang WiFi untuk kebutuhan sendiri. Kemudian melihat perkembangan belakangan ini masyarakat khususnya pelajar membutuhkan akses internet untuk sekolah daring. Tidak semua orangtua memiliki kemampuan membeli paket data. Sehingga kami silakan mereka untuk pakai gratis," kata Singgih.

Mereka berada di rumah tersebut mulai pukul 07.30 sampai 14.00 WIB, tergantung jadwal sekolah daring masing-masing pelajar.

Bahkan terkadang silih bergantian. Selama belajar bersama, mereka harus memakai masker dan rajin cuci tangan.

"Harapan kami anak-anak sekolah di lingkungan sini bisa mengerjakan tugas yang diberikan oleh sekolah secara online yang tidak enteng," katanya.

 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com