Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPR Usulkan Industri yang Merusak Lingkungan Langsung Didenda

Kompas.com - 13/08/2020, 07:34 WIB
Putra Prima Perdana,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi melakukan kunjungan kerja ke beberapa perusahaan yang dinilai memberikan dampak terhadap lingkungan.

Tiga perusahaan itu adalah PT South Pacific Viscose, Indorama Syntetics dan Indo Bharat Rayon.

Setelah kunjungan, Dedi menjelaskan bahwa selama ini penindakan kerusakan lingkungan oleh sektor industri tidak memberikan efek positif terhadap lingkungan yang sudah terlanjur rusak.

Baca juga: Kisah Hidup Veteran Tertua di Pematangsiantar, Berjuang hingga Lansia

"Problem lingkungan menjadi problem akut, disebabkan persepsi perusahaan masalah lingkungan malah cingcay. Bahwa kalau disebut isu lingkungan bisa diselesaikan dengan jalur diplomasi yang mengakibatkan cost penyelesaian lingkungan dihabiskan untuk menyelesaikan pembicaraan di tingkat diplomasi, sehingga problem lingkungan menjadi terabaikan," kata Dedi dalam keterangan tertulis, Rabu (12/8/2020).

Lebih lanjut, Dedi menambahkan, efek negatif juga dirasakan sektor industri ketika kerusakan lingkungan masuk ke ranah hukum.

"Ketika masuk ranah hukum, berdampak pada menurunya daya dukung produksi sebuah industri dan kemudian cost produksi tinggi, inti masalah tidak selesai," tutur dia.

Baca juga: Tiang Penyangga Sutet Roboh, 4 Pekerja Tewas

Agar ada efek jera serta memperbaiki lingkungan yang telah rusak oleh sektor industri, Dedi mengusulkan agar industri yang melakukan perusakan lingkungan cukup diberikan denda secara langsung.

"Saya ada gagasan, langsung didenda yang masuk langsung ke rekening Kementerian Keuangan. Penyelesaian hukum jauh lebih rumit dan lebih panjang dan tidak menyelesaian inti masalah," kata dia.

Dedi mengatakan, uang denda yang masuk ke rekening Kemenkeu nantinya akan dialirkan kembali ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Uang itu dimanfaatkan untuk memperbaiki lingkungan yang rusak, atau membuat infrastruktur yang akan melindungi lingkungan dari potensi kerusakan.

"Dendanya pasti mahal. Itu sudah dilakukan di negara-negara seperti Finlandia, perputaran uangnya juga cepat. Orang nebang pohon melanggar undang-undang, biar cepat langsung bayar 1.000 pohon," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com