Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DLHK Karawang: Penyebab Sungai Citarum Menghitam dan Berbau Bukan karena Limbah

Kompas.com - 11/08/2020, 16:05 WIB
Farida Farhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pemkab Karawang Wawan Setiawan menyebut daya dukung Sungai Citarum sudah melampaui batas.

Wawan menyebut masalah daya dukung sungai itu terjadi lantaran kualitas air melampaui baku mutu.

Penyebabnya, debit air sungai sedikit dan ada endapan akibat proses biologi selama bertahun-tahun.

"Sehingga jumlah oksigen dalam air sedikit dan membuat ikan mati," ungkap Wawan kepada Kompas.com, Selasa (11/8/2020).

Baca juga: Air Sungai Citarum Hitam dan Bau, Ini Penyebabnya

Ia mengungkapkan panjang Sungai Citarum yang melintasi Karawang sepanjang 121 kilometer. A

da 86 perusahaan outfallnya (limbah cair) dibuang ke Daerah Aliran Sungai Citarum dan 32 di antaranya langsung ke Citarum.

Perusahan-perusahaan itu diantaranya pabrik tekstil, kertas, dan makanan.

"Secara teori yang outfallnya paling banyak pabrik kertas, kemudian tekstil," kata dia.

Wawan menyebut outfall pabrik kertas yang awalnya berwarna putih karena proses biologi, mengalami pembusukan dan warnanya berubah hitam.

Baca juga: Sungai Citarum Menghitam dan Bau, Satgas Temukan Pencemaran dari Limbah Rumah Tangga

Penyebab Sungai Citarum menghitam

Meski begitu, Wawan juga mengatakan menghitamnya Sungai Citarum baru-baru ini bukan karena perusahaan membuang limbah tanpa diolah.

Melainkan efek endapan pada dasar sungai yang pekat ditambah ada pengerukan di bawah Bendung Walahar.

"Karena ada pengerukan air dari Walahar tidak dialirkan ke Citarum. Air yang mengalir itu outfall dari perusahaan yang sudah diolah sesuai baku mutu yang ditetapkan," ungkapnya.

Bersama Satgas Citarum Harum, DLHK telah melakukan patroli untuk mencari tahu penyebab pencemaran Citarum itu, termasuk untuk mengantisipasi adanya perusahaan nakal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com