Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerit Petani, Sawah Kebanjiran, Terpaksa Panen Padi Muda dari Atas Perahu

Kompas.com - 06/08/2020, 21:47 WIB
Rosyid A Azhar ,
Khairina

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Hati Yunus Zakaria (52) terasa pilu saat ia dan keluarganya memotong padi dengan perahu kayu mungilnya, seharusnya masih 3-4 pekan lagi ia panen.

Namun hujan yang terus mengguyur membuat sawahnya terendam banjir. Bahkan sebagian warga lain tidak bisa berbuat apa-apa saat tanaman padi mereka sudah tidak terlihat. Yang tampak adalah hamparan air seluas mata memandang.

Bersama keluarganya, Yunus memotong padi yang belum tua dengan menggunakan perahu. Setiap batang padi yang diiris segera diletakkan di atas perahu agar tidak terkena air.

Perahu kayu ini tidak bisa memuat banyak, setelah dirasakan cukup anggota  keluarganya menyeret perahu ke tepi jalan dan meletakkan batang padi di atas hamparan terpal plastik yang sudah lusuh. Perahu kembali ke sawah untuk dimuati padi.

Baca juga: Padi Adan Kaltara yang Diminati Malaysia Terancam akibat Turunnya Populasi Kerbau Krayan

Perahu ini lalu lalang sejak kemarin, padi seluas 1 hektar milik Yunus semuanya terendam.

Ia sudah pasrah, namun ia masih punya harapan dari sisa bulir yang mulai menguning. Ia berharap masih ada yang dapat digiling untuk dijadikan beras.

Padi ini sudah melewati umur 2 bulan namun belum waktunya memanen. Kami terpaksa karena air semakin meninggi,” kata Yunus Zakaria, Kamis (6/8/2020).

Padi Superwin yang dipotong ini masih banyak yang hijau, jika kering pun tidak akan padat sebagaimana beras normal. Yunus dan keluarganya pasrah.

Dalam kondisi normal sawah seluas 1 ha ini Yunus mengaku mampu menghasilkan gabah 6 ton. Dalam kondisi seperti ini ia pasrah apapun yang didapat.

“Saya tidak akan menjualnya, kalau masih ada berasnya akan dipakai sendiri untuk kebutuhan keluarga,” ujar Yunus Zakaria.

Selain Yunus, masih ada ratusan petani di Kecamatan Talaga Jaya yang bernasib sama.

Menurut Ayahanda (Kepala Desa) Bulota, Burhan Rahman (56) sawah yang terendam banjir di desanya ada 50 hektare.

“Untuk membantu warga, kami sudah melapor dan membuat proposal bantuan agar penderitaan petani tidak semakin parah,” ujar Burhan Rahman.

Baca juga: Cari Kelapa dan Sisa Padi, Cara Mbah Tuni dan Sang Ibu Bertahan untuk Makan

Permintaan bantuan ini ia tujukan kepada Pemerintah Kabupaten Gorontalo dan Provinsi Gorontalo. Ia berharap bantuan yang diberikan berupa bahan makanan yang sangat dibutuhkan petani yang mengalami gagal panen.

Burhan menambahkan total sawah yang terendam air di Kecamatan Talaga Jaya ini seluas 200 hektare, yang paling parah berada di Desa Bulota, Buhu dan Bunggalo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com