Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Narti, dari Nasi Uduk Antar Dua Anaknya Raih Sarjana

Kompas.com - 05/08/2020, 06:45 WIB
Tri Purna Jaya,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com – Bermodalkan gerobak dan berjualan nasi uduk, Narti (60) berhasil mengantarkan dua anaknya meraih gelar sarjana.

“Bapak (suami) udah nggak bisa apa-apa sekarang, nemenin ibu jualan aja di sini,” kata Narti, penjual nasi uduk yang berada di Jalan Dasamuko, Sawah Brebes, Tanjung Karang Timur, Selasa (4/8/2020) siang.

Gerobak jualan Narti mangkal di depan SDN 1 Sawah Brebes. Ia ditemani sang suami, Pak Pi (77). Gerakan sang suami sudah terbatas, tidak selincah saat masih muda dahulu.

“Paling bantu bikin kopi sekarang, mah,” kata perempuan kelahiran Bandung tersebut.

Baca juga: Kisah Agus Berdayakan Korban PHK Saat Pandemi Lewat Wastafel Portabel

Seorang guru memanggil dari balik pagar sekolah, memesan es cincau hitam. Narti merapihkan letak jilbabnya sebelum meracik es cincau hitam pesanan itu.

“Hati-hati, Pak,” kata Narti agak berteriak kepada suaminya yang sedang membetulkan batang bambu penahan terpal.

Pendengaran Pak Pi sudah berkurang. Narti harus mencolek atau berkata agak kencang agar suaminya paham sedang diajak bicara.

Siang itu, angin berhembus cukup kencang. Bambu penahan terpal itu jatuh ke samping gerobak Narti.

Sudah bertahun-tahun Narti dan suaminya berjualan nasi uduk dan minuman ringan di depan SD tersebut.

Baca juga: Kisah Yohana Mengajar Anak Rimba di Masa Pandemi, Tengah Malam Siswa Bangun dan Minta Belajar (1)

Sebelum masa pandemi Covid-19, Narti mampu mengumpulkan uang mencapai Rp300.000 per hari. Namun, setelah sekolah diliburkan, paling banyak Narti hanya mendapatkan Rp70.000.

“Ya semua-semuanya dari sini (jualan nasi uduk),” kata Narti.

Nenek dari tujuh cucu ini menceritakan, gerobak nasi uduk itulah harta miliknya yang paling berharga. Dari berjualan nasi uduk, dia mampu menyekolahkan dua anaknya hingga ke jenjang sarjana.

Kedua anaknya kini hidup terpisah dari Narti dan Pak Pi. Tinggal di Lampung Timur dengan keluarga masing-masing.

“Satu, laki-laki sudah sarjana teknik, sekarang buka bengkel. Satu lagi perempuan, sarjana ekonomi,” kata Narti.

Baca juga: Kisah Maria Sang Dokter Rimba, Ambil Alih Tugas Dukun Hantu Pedalaman Jambi (3)

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com