Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Curi Ribuan Potong Pakaian Perempuan, Seorang Pria Diburu Polisi

Kompas.com - 27/07/2020, 12:07 WIB
Kontributor Pangkalan Bun, Dewantara,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Aparat Kepolisian Resor (Polres) Kotawaringin Barat sampai saat ini masih terus mencari keberadaan Setu.

Warga RT 8 Desa Natai Raya, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, ini diduga pencuri beragam jenis pakaian perempuan, mulai dari daster, jilbab, hingga BH dan celana dalam.

Jumlahnya tidak tanggung-tanggung, mencapai ribuan potong.

Baca juga: Pencurian 9 Kerbau Bikin Pemilik Histeris, Polisi Identifikasi Kendaraan Pencuri dari Rekaman CCTV

Kepala Kepolisian Sektor Arut Selatan AKP Wilhelmus Helky menyatakan saat ini fokus pada upaya pencarian terduga pelaku.

Proses penyelidikan masih berjalan. Olah tempat kejadian perkara (TKP) pun sudah dilakukan.

"Penyelidikan kami lanjut pada Sabtu (25/7/2020) kemarin. Berbekal info dari warga kami menelusuri jejak pelaku di hutan desa. Saat itu kami menemukan karung dan bungkusan pakaian wanita di beberapa titik," ujar Helky yang dihubungi Senin (27/7/2020).

Helky menyebut pakaian yang ditemukan diduga bagian dari hasil curian Setu yang kini masih berstatus terduga.

Selain dari Polsek Arut Selatan, upaya pencarian terduga melibatkan personel Buser Polres Kobar serta warga Desa Natai Raya.

Baca juga: Komplotan Pencuri yang Menyasar Gedung Baru Mako Polres Bandara Soekarno-Hatta Sudah 10 Kali Beraksi

"Mudah-mudahan segera ada hasilnya, sebab jejak pelaku sudah kami dapati. Apalagi masyarakat juga ikut berpartisipasi membantu mencari," kata dia.

Kasus pencurian ribuan potong pakaian perempuan di Desa Natai Baru ini mencuat setelah penyelesaian secara kekeluargaan yang diupayakan aparatur desa, Rabu (22/7/2020), gagal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com