Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Ciptakan Ventilator Portabel Vent-I, Peneliti ITB Kembangkan Penyedot Aerosol hingga Inkubator

Kompas.com - 25/07/2020, 08:52 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Tim ventilator portabel Vent-I, Syarif Hidayat mengatakan, pengembangan alat kesehatan yang dilakukan di Masjid Salman tidak akan berhenti sampai di Vent-I.

“Karena sudah punya program sosial yang kuat, program tdak dihentikan,” ujar Syarif dalam Berbagi Cerita Progress Akhir Vent-I melalui Zoom Meeting, Jumat (14/7/2020).

Syarif menjelaskan, saat ini pihaknya tengah mengembangkan beberapa alkes. Di antaranya alat yang sedang tahap pengujian, untuk membantu pasien asma ataupun tuberkulosis.

Baca juga: Kisah Dosen ITB Bikin Ventilator Indonesia, Rela Dicibir, Tidur di Masjid, hingga Dapat Dana Rp 10 M

Kemudian bersama Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), ia tengah mengembangkan alat penyedot aerosol yang berada di depan mulut pasien, sehingga meminimalisir kontaminasi.

Tak hanya itu, Syarif melihat angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi, termasuk bayi dengan berat lahir rendah.

Untuk menangani persoalan tersebut, dibutuhkan inkubator. Sedangkan inkubator impor sangat mahal. Karena itu pihaknya berencana mengembangkan inkubator.

“(Keberhasilan) Vent-I membuktikan Indonesia mampu (membuat alkes). Indonesia harus membuat sendiri,” tutur dia.

Baca juga: Peneliti ITB Prediksi Puncak Penyebaran Covid-19 Berakhir April 2020

Sementara itu, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Reini Wirahadikusumah mengaku bahagia atas terciptanya Vent-I.

Pihaknya selalu mendukung penelitian dan penciptaan produk para dosen ITB. Termasuk Vent-I, ITB ada di belakang layar memfasilitasi dan memberikan doa.

Dalam Covid-19 ini, ada dana penelitian yang dialihkan ke Covid-19. Setidaknya Lembaga Penelitian Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITB menyetujui 20 proposal mengenai Covid-19.

Begitupun dengan Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB menerima 20 proposal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com