Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unik, Domba Kurban Bertanduk 4 di Gresik, Bobotnya Mencapai 60 Kg

Kompas.com - 22/07/2020, 19:33 WIB
Hamzah Arfah,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Lapak Kandang Kondang milik Fauzi Farella (32) di Jalan Sunan Prapen, Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Gresik, mendadak ramai dikunjungi warga.

Padahal, sekilas lapak ini tak jauh berbeda dengan milik pedagang lain yang menjual domba garut untuk keperluan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha.

Pengunjung melihat seekor domba Garut yang memiliki empat tanduk. Pengunjung penasaran karena binatang itu jarang ditemukan.

"Sebenarnya punya teman saya, dia butuh duit terus ditawarkan ke saya. Di sana (Garut), tanduk empat itu memang langka, kalau ada itu harganya sampai puluhan juta," ujar Fauzi saat ditemui di lapak miliknya, Rabu (22/7/2020).

Menurut Fauzi, domba itu berumur 2,5 tahun dengan bobot 60 kilogram. Ia mendapatkan domba itu dari rekan peternak di Bayongbong, Garut, dengan harga cukup murah.

"Enam bulan lalu. Murah sih, teman memang sedang butuh uang waktu itu, cuma Rp 6 juta," kata dia.

Fauzi sebenarnya enggan menjual domba bertanduk empat tersebut karena sudah menjadi ikon di lapaknya.

Baca juga: Heboh Domba Bermata Satu di Sumedang, Hanya Sanggup Hidup 28 Jam

Tapi, Fauzi bersedia melepas jika ada pembeli yang menawar tak kurang dari Rp 12 juta.

"Banyak yang sudah menawar, tapi lewat online. Ada yang (menawar) Rp 8,5 juta, kemudian Rp 9 juta, yang terakhir sih orang Jawa Barat sendiri Rp 10 juta," kata Fauzi.

Selain domba bertanduk empat yang ada di lapaknya, Fauzi memiliki satu lagi domba Garut jantan di kandanganya. Domba itu akan diambil dalam waktu dekat.

"Paling lusa datang. Sama, jantan dengan berat 60 kilogram juga," ucap dia.

Perlakuan Sama

Fauzi mengatakan, perawatan domba bertanduk empat tersebut tidak berbeda dengan domba lainnya.

"Sama saja, makannya rumput, mandi juga seminggu sekali, bahkan dua minggu sekali. Tapi karena di sini cari rumput bagus susah, maka pakai makanan campuran, konsentrat dari ampas tahu dan kangkung kering," kata Fauzi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com