Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Para Janda di Samarinda Pendamping Korban Kekerasan Seksual

Kompas.com - 22/07/2020, 18:00 WIB
Zakarias Demon Daton,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Selama satu tahun belakangan, ada sekelompok relawan di Samarinda, Kalimantan Timur, yang fokus mengurusi kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.

Saat ini mereka beranggotakan sekitar 35 orang yang rata-rata berstatus janda.
Mereka mengadvokasi kasus kekerasan anak dan perempuan tanpa digaji. Mereka tergerak secara sukarela.

Alasan di balik perjuangan para single mom ini, ternyata sebagian besar dari mereka, punya pengalaman sama yakni pernah jadi korban kekerasan.

Baca juga: Rumahnya Digusur, Janda Miskin 11 Anak Kini Tinggal di Tenda Darurat

Kesamaan pengalaman buruk itu yang mendorong mereka berjuang bersama.

Rina Zainun misalnya, janda tiga anak ini pernah mengalami kekerasan seksual saat duduk di kelas satu sekolah dasar.

“Sampai sekarang saya masih ingat terus kejadian itu. Pengalaman itu jadi dendam bagi saya melawan kekerasan seksual terhadap anak,” ungkap Rina saat ditemui Kompas.com di Samarinda, Rabu (22/7/2020).

Setelah dewasa, Rina menikah, tapi karena alasan tertentu, dia cerai bersama suaminya.

Meski jadi single parent, Rina selalu mendampingi kasus-kasus kekerasan anak dan perempuan saat masih di Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Samarinda.

Baca juga: Rumahnya Ambruk, Janda Tua di Cianjur ini Berharap Uluran Tangan

Pada 2019, dia keluar dari KPAID saat diminta menjadi Koordinator Wilayah Tim Reaksi Cepat Perlindungan Anak dan Perempuan (TRC-PPA) Kaltim.

Wadah yang dia pimpinan ini kemudian menampung sebagian besar para janda yang pernah jadi korban kekerasan di masa lalu.

“Ada banyak kasus kekerasan yang dialami oleh perempuan dan anak di Samarinda. Mereka rata-rata keluarga ekonomi kelas menengah ke bawah. Tapi karena pendampingan hukumnya mahal, sebagian dari mereka seolah pasrah terima kekerasan itu. Kami hadir membantu mereka-mereka yang tidak mampu itu,” terang Rina.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com