Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unpad Sebut Vaksin Corona dari China Aman untuk Manusia

Kompas.com - 22/07/2020, 15:06 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Manajer Bidang Riset Pengabdian Kepada Masyarakat, Inovasi dan Kerjasa Universitas Padjadjaran (Unpad), Profesor Kusnandi Rusmil mengatakan, vaksin Covid-19 dari Sinovac, China, aman untuk disuntikkan kepada manusia.

Kusnandi menjelaskan, merujuk pada uji klinis fase satu pada manusia yang disuntikkan kepada ke-50 sampai 100 warga di China, ternyata vaksin tersebut aman.

"Aman, tidak menyebabkan penyakit. Yang dilihat keamanannya tidak menyebabkan masalah (baru)," kata Kusnandi saat konferensi pers di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unpad Jalan Prof Eyckman, Kota Bandung, Rabu (22/7/2020).

Baca juga: Unpad: Vaksin Corona dari China Akan Disuntikkan 2 Kali ke 1.620 Relawan

Lebih lanjut Kusnandi menambahkan, pada uji klinis fase dua, vaksin tersebut juga dinyatakan aman untuk manusia.

"Fase dua jumlah yang digunakan subjek 400 orang untuk melihat keamanan dan efektivitasnya. Ini dilakukan di China juga. Ternyata bagus dan sudah dipublikasikan juga. Semoga semua orang bisa baca publikasi ini," tuturnya.

Uji klinis tahap ketiga, kata Kusnandi, akan menentukan apakah vaksin Covid-19 tersebut bisa diproduksi secara massal atau tidak.

Penelitian uji klinis tahap ketiga ini tidak hanya melibatkan Indonesia saja, tetapi juga beberapa negara untuk memastikan vaksin itu aman.

"Efektivitas vaksin ini musti multicentre. Maka di fase tiga ini dilakukan di Amerika Latin, India, Bangladesh, Indonesia dan Chile. Pokoknya di lima negara. Kalau umpamanya aman, maka vaksin ini baru boleh dijual," jelasnya.

Selain itu, menurut Kusnandi, vaksin corona dari China dibuat dari virus corona yang dimatikan sehingga orang yang diberi vaksi tidak akan tertular Covid-19.

"Kalau virus yang dimatikan tidak menyebabkan penyakit Covid. Dari penelitian justu menimbulkan zat anti-penyakit yang bisa mencegah penyakit ini," ucapnya.

Meski demikian, ada kekurangan untuk vaksin yang dibuat dari virus yang dimatikan.

"Kekurangannya kalau virus dimatikan suntikan enggak bisa sekali. Minimal harus 2 kali (suntikan)," tandasnya.

Seperti diketahui, sebanyak 2.400 sampel calon vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech Ltd, China, tiba di Indonesia.

Bakal vaksin itu akan diuji klinis di laboratorium milik PT Bio Farma (Persero) dan fasilitas penelitian lain di dalam negeri. 

Kedatangan ribuan kandidat vaksin tersebut diharapkan membuat peluang produksi vaksin virus corona (Covid-19) di Indonesia bisa dilakukan pada awal tahun depan. Uji klinis di Indonesia akan dilakukan selama 6 bulan.

Baca juga: Ini Alasan Indonesia Pilih Vaksin Covid-19 dari China

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, calon vaksin yang dikirim Sinovac diterima Bio Farma pada 19 Juli 2020. Kandidat vaksin itu akan diuji klinis tahap tiga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com