Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Fatalitas Kecelakaan Tabrak Belakang di Tol Cipali Tinggi

Kompas.com - 19/07/2020, 07:30 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Direktorat Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendorong seluruh truk dilengkapi dengan rear underrun protection (perisai kolong belakang).

Hal itu untuk mengurangi tingkat fatalitas tabrak belakang antara kendaraan kecil dan truk, khususnya di jalan tol.

Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi mengungkapkan, tingkat fatalitas tabrak belakang yang melibatkan kendaraan kecil dan truk di jalan tol sangat tinggi.

"Kecelakaan di tol 90 persen kita katakan tabrak belakang yang melibatkan kendraan kecil dan truk fatalitasnya tinggi," kata Budi saat Kampanye Keselamatan "Pemasangan Rear Underrun Protection di Sasis Truk" di Unit Pelaksana Uji Berkala Kendaraan Bermotor (UPUBKB) Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (18/7/2020).

Baca juga: 4 Mobil Besar Tabrakan Beruntun di Tol Cipali Km 87, Satu Orang Tewas

Menurut Budi, beberapa kasus kecelakaan itu menyebabkan korban mengalami luka berat hingga meninggal dunia.

"Kalau masuk kolong (truk) air bag biasanya (mobil) tidak berfungsi, dengan dipasang seperti ini nanti ada benturan antara alat ini dengan bagian depan mobil, sehingga air bag mengembang," jelas Budi.

Menurut Budi, kasus kecelakaan tabrak belakang di jalan tol kerap terjadi karena kendaraan kecil tidak melihat truk yang berjalan lambat di depannya.

Baca juga: Bus Rombongan Kiai NU Jatim Terlibat Kecelakaan di Tol Cipali, 1 Meninggal

Sementara itu, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mencontohkan, di ruas tol Cipali dalam sebulan rata-rata terjadi tabrak belakang hingga 36 kasus dengan tingkat fatalitas tinggi.

"Jalan tol Cipali itu tidak ada salahnya, cuma salah posisinya, kalau orang dari Jateng dan Jatim sampai Cipali sudah ngantuk, dari Jakarta macet, sampai di situ ngantuk. Tol Cipali sudah terlalu banyak makan korban, dengan pemasangan ini bisa berkurang," ujar Soerjanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com