Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sedih Lansia 83 Tahun Kehilangan Uang BLT Rp 1,4 Juta, Disimpan Dalam BH di Bawah Bantal

Kompas.com - 18/07/2020, 07:05 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Khairina

Tim Redaksi

 

KEBUMEN, KOMPAS.com - Di usia senja, Runtikah (83), menghabiskan waktu dalam kesendirian di sebuah gubuk di Desa Kradenan, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Sepeninggal suami dan anaknya, Runtikah hidup sendiri sejak puluhan tahun lalu. Untuk keperluan sehari-hari, Runtikah mengandalkan bantuan dari para tetangga dan bantuan sosial dari pemerintah.

Di masa pandemi Covid-19 ini, Runtikah pun kecipratan bantuan langsung tunai (BLT). Bantuan yang telah diterima dua kali dengan besaran masing-masing Rp 600.000 itu tentu sangat berarti.

Baca juga: Kisah Pilu Bocah Penjual Jalangkote, Sering Dirundung Saat Jualan Bantu Orangtua Cari Nafkah

Namun nasib berkata lain, uang milik Runtikah sebanyak Rp 1,4 juta hilang pada 7 Juli 2020 lalu.

Padahal uang tersebut sebelumnya tersimpan rapi di BH yang diletakkan di bawah bantal tempat tidurnya.

"Kalau maaf BH lama kan ada kantongnya, uang disimpan di situ, digulung, ditempatkan di bawah bantal. Mbah Runtikah baru sadar uangnya hilang sore harinya," kata pegiat sosial, Hadi Nugroho, Jumat (17/7/2020).

Menurut Hadi yang merupakan seorang guru di SMP Negeri 1 Ambal ini, uang Runtikah kemungkinan hilang saat ditinggal ke kamar mandi. Namun hingga saat ini tidak diketahui siapa yang mengambilnya.

Kabar tersebut pun menyebar di kalangan masyarakat sekitar hingga ke telinga Hadi. Dari situ ia berinisiatif menggalang donasi untuk mengganti uang Runtikah yang hilang.

"Para tetangga, perangkat dan petugas terkait berusaha mencari, tapi tidak ketemu. Justru dari situ saya semakin tergerak untuk mencari gantinya," tutur Hadi.

Baca juga: Dinding Anyaman Bambu dan Tungku Tanah Liat Jadi Saksi Bisu Gudeg Legendaris Buatan Mbah Lindu

Pengggalangan dana juga sekaligus untuk membangun rumah Runtikah yang telah direncanakan sejak tahun lalu, namun belum dapat terealisasi karena berbagai hal.

"Kami menggalang dana melalui Whatsapp Group "Sedulur Kebumen", di situ ada jajaran Forkompinda, pengusaha dan lain-lain. Sambil berkoordinasi dengan desa dan camat, kami sepakat untuk membuatkan rumah," ujar Hadi.

Hadi mengungkapkan kondisi Runtikah sangat memprihatinkan. Di hari tuanya, ia kehilangan indera penglihatan.

Untuk ke kamar mandi, Runtikah harus berjalan mengikuti tali yang dipasang tetangganya. Tali tersebut sebagai penunjuk jalan Runtikah dari rumah menuju kamar mandi milik tetangga.

"Tetangganya yang setiap hari memberikan nasi, menyiapkan seutas tali dari rumah Mbah Runtikah ke sumur untuk pegangan agar tidak tersesat," kata Hadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com