Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Bupati Luwu Utara Jadi Korban Banjir dan Mengungsi Bersama Warga

Kompas.com - 18/07/2020, 06:26 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani mengungsi bersama warganya saat banjir bandang menerjang enam kecamatan di Luwu Utara, Sulawesi Selawan, Senin (13/7/2020).

Bupati Indah mengungsi ke kantor bupati karena rumah jabatannya terendam lumpur setinggi 2 meter.

Ia mengatakan berkas-berkas penting seperti ijazah dan SK tak ada satu pun yang terselamatkan termasuk kendaraan pribadinya.

Baca juga: Rumah Jabatan Terendam Lumpur 2 Meter, Bupati Luwu Utara Mengungsi Bersama Warga

“Yang ada sedikit pakaian itupun di bagian-bagian atas, kendaraan roda dua dan empat semua ikut terendam,” kata Indah saat dikonfirmasi, Jumat (17/7/2020) dini hari.

Menurut Indah, kondisi pengungsi di titik-titik pengungsian mulai terkena penyakit seperti flu dan demam.

Hal tersebut membuat Indah khawatir dengan potensi penyebaran Covid-19 walaupun Luwu Utara sudah menjadi zona kuning dan pasien positif corona melandai.

Baca juga: Banjir Bandang Luwu Utara, Gubernur Sulsel Fokus Penyelamatan dan Logistik

“Tentu ini menjadi perhatian khusus apalagi masih dalam kondisi ada potensi penyebaran Covid-19, meskipun Luwu Utara sebenarnya dalam beberapa waktu terakhir ini sudah melandai dan sudah menjadi zona kuning."

"Tetapi saya kira itu menjadi tantangan dan kami sudah meminta kepada rekan-rekan di Dinas Kesehatan yang terbagi dalam beberapa posko untuk mulai kembali membagikan masker mengingat warga banyak yang kehilangan masker akibat banjir,” ucap Indah.

Baca juga: Banjir Bandang Luwu Utara, Gubernur Sulsel Fokus Penyelamatan dan Logistik

Fokus penyelamatan dan logistik

Warga mengangkat boneka di sekitar lokasi banjir bandang Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Jumat (17/7/2020). Hingga hari ini, jumlah korban meninggal mencapai 32 orang sementara puluhan lainnya masih dalam pencarian.ANTARA FOTO/ABRIAWAN ABHE Warga mengangkat boneka di sekitar lokasi banjir bandang Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Jumat (17/7/2020). Hingga hari ini, jumlah korban meninggal mencapai 32 orang sementara puluhan lainnya masih dalam pencarian.
Sementara itu Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah mengatakan pihaknya saat ini fokus pada penyelamatan kondisi dan memastikan ketersedian logitik termasuk air bersih dan jaringan komunikasi.

“Jaringan komunikasi ini harus diperbaiki agar terjadi hubungan komunikasi dengan pihak pihak luar dan keluarga para korban, selain itu jaringan listrik harus diperbaiki cepat,” kata Nurdin saat dikonfirmasi di lokasi, Kamis (16/7/2020).

Ia mengatakan Banjir yang merendam 6 kecamatan di Luwu Utara akibat meluapnya sungai Rongkong di Sabbang, Sungai Meli di Baebunta dan Sungai Masamba di Masamba, menurut Nurdin Abdullah, disebabkan karena faktor cuaca iklim yakni curah hujan yang tinggi.

Baca juga: Tampung Pengungsi Banjir Bandang, Pemkab Luwu Utara akan Bangun Rumah Sementara

“Daerah aliran sungai yang ada di Luwu Utara kalau dilihat dari kondisi air setiap hari di atas itu sangat terjaga, cuma memang hasil analisa, ada satu masalah di hulu dengan kelerengan yang curam tidak didukung dengan agregat tanah yang kompak,” ucap Nurdin.

Ia menegaskan pihaknya akan segera membangun rumah hunian sementara yang layak bagi para korban bencana.

"Yang paling mendesak adalah rumah hunian sementara. Kami akan segera bangun bersama pemerintah Luwu Utara dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia," ungkapnya.

Baca juga: Update Banjir Bandang Luwu Utara, Korban Bertambah Jadi 32 Orang

Warga korban banjir bandang melihat rumahnya yang hancur diterjang material lumpur di Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Jumat (17/7/2020). Hingga hari ini, jumlah korban meninggal mencapai 32 orang sementara puluhan lainnya masih dalam pencarian.ANTARA FOTO/ABRIAWAN ABHE Warga korban banjir bandang melihat rumahnya yang hancur diterjang material lumpur di Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Jumat (17/7/2020). Hingga hari ini, jumlah korban meninggal mencapai 32 orang sementara puluhan lainnya masih dalam pencarian.
Terkait hal tersebut, pihak Pemkab Luwu Utara sendiri telah menyiapkan lahan untuk pembangunan rumah hunian sementara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com