Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catat Penambahan 43 Pasien Baru, Kasus Positif Covid-19 di Solo Capai 166

Kompas.com - 17/07/2020, 22:18 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Jumlah kasus baru pasien positif Covid-19 di Solo, Jawa Tengah mengalami peningkatan tajam pada Jumat (17/8/2020). Penambahan pasien positif Covid-19 mencapai 43 kasus.

Dengan demikian jumlah total pasien terkonfirmasi positif Covid-19 Solo sebanyak 166 kasus.

Jumlah itu terdiri dari 46 pasien rawat inap, 74 pasien isolasi mandiri, 41 pasien sembuh dan lima meninggal dunia.

Ketua pelaksana Gugus Tugas Percepatan Pencegahan Covid-19 Solo, Ahyani mengatakan, kasus baru pasien positif Covid-19 tersebut merupakan hasil tracing kasus sebelumnya.

Adapun paling banyak berasal dari klaster RSUD Dr Moewardi ada 29 orang. Sedang sisanya merupakan masyarakat umum.

"Penambahan 43 orang itu dari Moewardi ada 29 orang," kata Ahyani saat dihubungi wartawan di Solo, Jawa Tengah, Jumat.

Baca juga: 2 Pegawai Positif Corona, Kantor Disdukcapil Banjar Ditutup Sepekan

Dengan adanya penambahan kasus baru Covid-19 tersebut, jelas Ahyani, pihaknya akan lebih mendisiplinkan masyarakat yang tidak taat protokol kesehatan.

"Kita mulai mendisiplinkan terutama yang rentan-rentan harus kita jaga kuat. Yang sepuh (tua) dan anak-anak harus kita jaga lagi," ungkap Ahyani.

"Kalau sampai ada yang terpapar itu akan di-tracing dan dilakukan penutupan sementara seminggu," sambungnya.

Karena ada pasien terkonfirmasi dari klaster pedagang kaki lima (PKL), maka tracing akan menyasar ke lokasi pedagang tersebut berjualan.

Hal tersebut untuk mengetahui riwayat kontak erat dan kontak dekat pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih mengatakan, jumlah 29 nakes yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut terdiri dari dokter, perawat, dan residen.

Kemudian untuk masyarakat umum, pasien positif Covid-19 tersebut berasal dari daerah Kadipiro, Gilingan, Purwosari, Jebres, Mojosongo, Sriwedari, dan Nusukan.

"Masyarakat ini ada PDP (pasien dalam pengawasan) naik kelas. Ada yang rapid test reaktif terus di-swab dan lainnya hasil tracing," tutur Ning, sapaan akrabnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com