PADANG, KOMPAS.com - Pembayaran uang sekolah di TK Mutiara yang beralamat di Jalan Bukit Ngalau Kelurahan Batu Gadang Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang Sumatera Barat ini cukup unik.
Jika biasanya sekolah meminta pembayaran uang sekolah dengan uang, namun di TK Mutiara ini pembayaran uang sekolah dengan sampah plastik.
“Sebelumnya saya melihat banyak orang tua yang menunggak dan tidak mampu membayar uang sekolah anaknya. Kemudian muncul lah ide saya untuk pembayaran uang sekolah dengan sampah. Kondisi ekonomi orangtua di lingkungan sekolah menengah ke bawah,”ujar Asri Astianingsih ke Kompas.com, Rabu (15/7/2020).
Baca juga: Kadisdik Inhu: 64 Kepala Sekolah SMP Kompak Mundur, Mengaku Diganggu Oknum LSM Soal Dana BOS
Asri menjelaskan orangtua siswa minimal menabungkan sampah plastiknya sebanyak 1 kilogram yang dihargai Rp 6.000.
Harga tersebut jauh lebih mahal dibandingkan harga pengumpul barang bekas. Hal itu dilakukan demi membantu orangtua siswa.
“Harga di pengumpul barang bekas satu kilogramnya sampah plastik tersebut hanya Rp 3.000 paling mahal. Untuk uang sekolah satu bulannya sebesar Rp 150.000,”paparnya.
Tidak semua jenis sampah plastik yang bisa dijual orang tua siswa, sampah yang bisa dijual tersebut seperti sampah plastik minuman sachet dan sabun mandi.
Baca juga: Kisah Dokter Andani, Kepala Lab Unand yang Jadi Pahlawan Sumbar Kendalikan Covid-19 (1)
“Jadi sampah yang akan dijual ke kami itu harus bersih. Jika tidak bersih kami tidak mau membelinya, artinya orangtua siswa itu harus membersihkannya terlebih dahulu,” jelasnya.
Dengana danya program pembayaran uang sekolah dengan sampah ini menurut asli, jumlah sampah plastik di sekitaran sekolah jauh lebih berkurang.
Hal ini dikarenakan para orangtua murid mengumpulkan sampah tersebut untuk ditabungkan dan dijadikan pembayar uang sekolah.