Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Kapal Cantrang di Natuna, Nelayan Mengadu ke Susi

Kompas.com - 14/07/2020, 22:02 WIB
Hadi Maulana,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

NATUNA, KOMPAS.com - Aliansi Nelayan Natuna di Kepulauan Riau (Kepri) menolak kehadiran kapal-kapal cantrang yang saat ini mulai marak di perairan Natuna.

Kapal-kapal yang berasal dari Pantura ini melakukan penangkapan ikan menggunakan cantrang yang lokasinya di bawah 12 mil laut.

Aliansi Nelayan Natuna kemudian mengadukan keberadaan kapal cantrang tersebut kepada Susi Pudjiastuti yang sebelumnya menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan.

Baca juga: 2 Pasien Covid-19 di Riau Merasa Nyeri di Perut dan Ulu Hati

Pesan singkat yang dikirim para nelayan kepada Susi menyebar di aplikasi pesan WhatsApp.

Kepada Susi, para nelayan mengadukan nasib mereka yang terdampak kapal-kapal cantrang.

Mereka juga menyampaikan kekhawatiran mengenai terumbu karang yang terancam rusak.

Ketua Aliansi Nelayan Natuna Kepri Herman membenarkan isi pesan dalam WhatsApp tersebut.

Herman mengaku hal ini dilakukan karena pihaknya menolak kehadiran kapal-kapal cantrang yang saat ini mulai marak di perairan Naruna.

"Kami berharap pemerintah dapat mempertimbangkan hal ini, karena jika hal ini terus dilakukan, akan banyak terumbu karang yang rusak dan terancam punah," kata Herman melalui telepon, Selasa (14/7/2020).

Baca juga: Wanita Ini Jual Rumah dan Siap Dinikahi Pembelinya

Herman mengatakan, para nelayan sebenarnya sudah mengadukan hal ini kepada pemerintah.

Namun pada kenyataannya kapal cantrang ini tetap juga beroperasi di Laut Natuna.

"Tadi kami juga menginformasikan ke Bu Susi melalui pesan WhatsApp, namun belum direspons. Mungkin karena Bu Susi sedang sibuk," kata Herman.

Herman mengatakan, pada dasarnya para nelayan tidak mempermasalahkan apabila kapal cantrang ini beroperasi di atas 50 mil laut.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com