Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walhi Sebut Industri Semen Baturaja Jambi Mengancam Manusia dan SDA

Kompas.com - 14/07/2020, 18:42 WIB
Suwandi,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Direktur Walhi Jambi Rudiansyah mengatakan, produksi dari PT Semen Baturaja (Persero) Tbk akan mengganggu sumber mata air di kawasan karts Bukit Bulan.

Dalam wilayah izin perusahaan plat merah itu, menurut Rudi, ada sembilan aliran sungai, yakni Sungai Batang Limun, Air Gedang, Air Mersib, Air Pangi, Air Menanti Kiri, Air Menanti Kanan, Air Ketari, Air Beduri dan Air Ketari Kecil.

Semua sungai itu mengalir ke Sungai Tembesi dan tembus ke Sungai Batanghari.

"Ada jutaan orang bergantung pada sumber air itu, untuk hidup dan mengaliri sawah dan pertanian lainnya. Kedaulatan pangan kita terancam semen," kata Rudiansyah kepada wartawan, Selasa (14/7/2020).

Baca juga: Pasien Covid-19 yang Meninggal Dunia di Jambi Bertambah

Dampak kerusakan lingkungan yang muncul, menurut Rudi, akan membuat masyarakat kesulitan air.

Dengan begitu, produktivitas pertanian akan menurun.

Selain itu, tingkat kesehatan masyarakat akan terancam, di mana udara di sana tidak lagi sehat.

Kemudian bencana banjir bandang setiap saat dapat terjadi. Sebab berkurangnya daerah resapan air.

Menurut Rudi, masuknya penambangan emas tanpa izin (PETI) di sekitar Sungai Batang Limun saja sudah membuat masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih dan penyempitan lahan pertanian.

Baca juga: Pengemudi Ojol Positif Covid-19, Tertular dari Klaster Komunitas Senam

Apalagi, setelah izin PT Semen Baturaja turun pada November 2019 sampai dengan 2039, dengan bahan tambang mineral bukan logam (batu gamping) di lahan seluas 1.554,83 hektar.

"Izinnya itu melingkupi Desa Meribung, Desa Mersip, Desa Berkun, Desa Napal Melintang. Kita takut terjadi konflik," kata Rudi.

Pemberian izin industri semen di kawasan ekosistem karst Bukit Bulan, menurut Rudi, bertolak belakang dengan semangat Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Dalam aturan disebutkan bahwa ekosistem karst merupakan ekosistem penting yang harus dilindungi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com