Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BBM Jenis Premium Menghilang di 11 SPBU di Padang

Kompas.com - 14/07/2020, 16:58 WIB
Perdana Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium menghilang di sebelas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Padang, Sumatera Barat.

Pompa untuk Premium di SPBU diganti dengan produk lainnya seperti Pertamax Turbo atau Pertamax.

Kondisi itu dikeluhkan warga yang ingin mendapatkan Premium. Selain harga murah, Premium dinilai kualitasnya lebih bagus dari Pertalite.

"Kemarin-kemarin SPBU Gunung Pangilun ini masih menjual Premium. Sekarang tidak ada lagi. Tambah sulit dapatkan Premium," kata Ujang (42) kepada Kompas.com, Selasa (14/7/2020) di Padang.

Baca juga: Tak Punya Riwayat Penyakit Lain, Mantan Wakil Wali Kota Padang Panjang Sembuh dari Covid-19

Ujang yang memiliki bengkel sepeda motor itu mengaku cukup kecewa dengan semakin sulitnya mendapatkan Premium di Kota Padang.

Ujang menilai Premium lebih bagus kualitasnya dibandingkan Pertalite yang harganya lebih mahal.

"Untuk mesin lebih bagus dan tahan memakai Premium dibandingkan Pertalite. Makanya saya pakai Premium. Sesulit apapun mendapatkan Premium saya usahakan pakai Premium. Kalau tidak dapat terpaksa pakai Pertamax," kata Ujang.

Baca juga: Injak Gas Saat Antre BBM, Terios Tabrak Dispenser SPBU Milik Wakil Wali Kota Solo

Tidak jual Premium, ini alasannya

Sementara itu Ketua Hiswana Migas Sumbar, Ridwan Hosen mengakui sejak 2020 ini ada 11 SPBU yang tidak lagi menjual Premium.

"Totalnya ada 24 SPBU di Padang. Sebelas tidak lagi menjual Premium," jelas Ridwan.

Ridwan mengatakan SPBU tidak lagi menyediakan Premium dengan alasan keamanan.

Berkaca dari pengalaman, kata Ridwan, setiap SPBU di Padang yang menyediakan Premium selalu antriannya panjang hingga mengganggu lalu lintas.

"Selain itu yang membeli mayoritas adalah mobil-mobil yang telah mati pajak, keluaran lama sehingga berpotensi bisa terbakar. Ini yang kita takutkan," kata Ridwan.

Ridwan menduga pembeli pun berasal dari luar Padang dengan tujuan untuk dijual kembali dengan ketengan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com