KOMPAS.com- Lonjakan kasus Covid-19 di Kota Solo pada Minggu (12/7/2020) membuat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyebut Solo berstatus zona hitam.
Gugus tugas memiliki alasan khusus perihal penyebutan tersebut.
Lonjakan pada hari itu memang tidak wajar, sementara pemerintah kota menilai masih banyak masyarakat yang menyepelekan ancaman virus Covid-19.
Baca juga: Sederet Fakta Lengkap di Balik Solo KLB Virus Corona...
Tambahan 18 orang itu, 15 di antaranya berasal dari klaster tenaga kesehatan (nakes) RSUD dr Moewardi yang merupakan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Paru Universitas Sebelas Maret (UNS).
Kemudian tiga orang lainnya adalah warga non-nakes.
"Solo tidak pernah mencatat sebanyak ini. Ini Solo sudah zona hitam," kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, seperti dikutip dari TribunSolo.com, Minggu (12/7/2020).
Baca juga: Solo Zona Hitam Covid-19, Wali Kota: Biar Masyarakat Lebih Waspada