HARI ini tanggal 3 Juli tahun 2020. Tepat 17 tahun lalu, tanggal 3 Juli tahun 2003 telah terjadi peristiwa yang dikenal sebagai Peristiwa Bawean.
Penerbangan pesawat terbang Angkatan Laut Amerika Serikat yang dikomplain oleh ATC Surabaya dan Bali karena dipandang mengganggu jalur penerbangan sipil seperti yang dilaporkan oleh pilot pesawat Bouraq Airlines.
Pesawat terbang Angkatan Udara yang berpangkalan di Lanud Iswahyudi dengan gagah berani segera melakukan intersepsi dalam rangka langkah Identifikasi di atas Kepulauan Bawean yang kemudian dapat selesai dengan aman.
Peristiwa ini, sebenarnya tidak akan diketahui secara luas apabila tidak disiarkan oleh koran harian Kompas pada pagi harinya.
Baca juga: 55 Tahun Harian Kompas, Panduan Masyarakat Mengarungi Informasi dan Peristiwa
Dudi Sudibyo, wartawan senior harian Kompas yang banyak menggeluti bidang kedirgantaraan telah menurunkan berita singkat tersebut. Berawal dari pemberitaan itulah maka Peristiwa Bawean menjadi luas tersebar ke mana-mana.
Sekali lagi peristiwa ini tidak akan diketahui secara luas , apabila pada tanggal 4 Juli pagi hari tersebut tidak ada berita yang diturunkan harian Kompas.
Baca juga: 55 Tahun Harian Kompas, Berikut Sejarah dan Asal-usul Nama Kompas
Untuk menghormati para pilot jagoan yang gagah berani mengintersepsi pesawat terbang US Navy di atas perairan Kepulauan Bawean dan dalam rangka turut merayakan ulang tahun harian Kompas ke-55 yang jatuh pada 28 Juni lalu, berikut ini saya turunkan ulang berita yang dimuat ketika itu. Dikutip dari arsip harian Kompas, 4 Juli 2003:
Lima Pesawat F-18 AS Bermanuver di Bawean
Lima pesawat tempur F-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dipergoki oleh sebuah pesawat penumpang di atas utara pulau Bawean, Jawa Timur, Kamis (3/7/2003) sore.
Pilot pesawat penumpang kemudian melaporkan temuannya itu kepada menara Surabaya dan Jakarta. Radar Bandar Udara Juanda maupun Soekarno Hatta secara bersamaan juga menangkap adanya kelima pesawat tempur tersebut di lokasi yang sama.
Sumber Kompas semalam mengungkapkan, kelima jet tempur AS yang berasal dari salah satu kapal induk yang sedang konvoi dengan sejumlah kapal perang di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) itu ketika berpapasan dengan pesawat penumpang tersebut sedang melakukan manuver dengan bebas di atas wilayah udara Republik Indonesia.
Menurut sumber tadi papasan dadakan itu terjadi sekitar pukul 15.00. Laporan yang diberikan pilot pesawat penumpang tersebut kemudian langsung disampaikan kepada Komandan Pertahanan Udara Nasional.
Ditambahkan, pihak TNI Angkatan Udara (AU) juga menangkap pergerakan pesawat-pesawat AL AS tersebut. Namun, belum jelas apakah ada pesawat yang dikirim oleh TNI AU ke Lokasi Bawean.
Sumber juga menyebutkan bahwa manuver jet-jet tempur F-18 itu berlangsung sekitar dua jam. Namun, dia tidak bisa memberi keterangan macam apa manuver-manuver yang dilakukan oleh kelima Hornet yang sedang mengawal konvoi kapal perang AS tersebut.
Juga belum jelas ke wilayah mana konvoi itu sedang menuju. Namun kuat dugaan, kapal-kapal tersebut sedang menuju ke Timur Tengah, menuju perairan Irak.(ds)