Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

18 Ton Limbah Medis Penanganan Covid-19 di Riau Dimusnahkan

Kompas.com - 29/06/2020, 11:00 WIB
Citra Indriani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliana Nazir menyampaikan, sejak pandemi Covid-19 di Provinsi Riau dari Maret hingga Mei 2020, sampah medis bekas penggunaan penanganan pasien diseluruh kabupaten dan kota telah ditangani secara baik.

Dalam penanganan limbah medis Covid-19, dinas kesehatan bekerjasama dengan pihak ketiga.

"Limbah medis yang mengurusnya adalah pihak ketiga. Misalnya, untuk sampah medis di RS Awal Bros, yang mengurusnya adalah PT Langit Biru. Lebih tepatnya merupakan transporter," sebut Mimi kepada wartawan melalui keterangan tertulis, Senin (29/6/2020).

Itu artinya, kata dia, kebijakan pemusnahan sampah medis Covid-19 ini ada di majemen rumah sakit.

Baca juga: PT Jamed Siap Tangani Lonjakan Limbah Medis Covid-19 di Jabar

Namun, setiap sampah medis Covid-19 di Riau diharuskan selalu dibuang ke luar Riau.

''Setahu saya, sesuai aturan sampah medis selalu dibuang ke Jakarta. Karena sesuai kesepakatan, di sana yang ada tempat pemusnahannya. Sedangkan, untuk sampah di rumah sakit lain, seperti contohnya di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau, sama halnya dengan dirumah sakit lain," sebut Mimi.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau, M Murod, menyatakan limbah infeksius yang telah dimusnahkan selama pandemi Covid-19 sebanyak 18 ton.

Berdasarkan hitungan pihaknya, untuk limbah infeksius dari 48 rumah sakit rujukan Covid-19 di Riau mengalami peningkatan yang signifikan.

"Awalnya hanya tiga ton di bulan Maret per bulan. Kemudian, ada peningkatan menjadi delapan ton di bulan April, dan 18 ton di bulan Mei. Itu total yang sudah  dimusnahkan," kata Murod.

Baca juga: Begini Cara Jawa Barat Kelola Limbah Medis Bekas Pasien Corona

Dari limbah infeksius yang termasuk limbah B3 ini, menurut dia, peningkatannya tidak hanya berasal dari rumah sakit saja. Akan tetapi, juga dari masker sekali pakai yang digunakan oleh masyarakat.

"Masker yang sekali pakai ini juga termasuk limbah infeksius. Sehingga, menjadi banyak dan digabung sampah dari rumah sakit dan bekas masyarakat.  Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker, limbah infeksius juga tentunya akan meningkat," ujar Murod.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com