PAMEKASAN, KOMPAS.com - Sebanyak 44 pasien positif Covid-19 di Pamekasan tidak mau menjalani isolasi di rumah sakit.
Mereka memilih untuk isolasi mandiri di rumahnya, dengan pantauan dari satgas Covid-19 di masing-masing kecamatan dan desa.
Ketua Satgas Penanganan Pasien Covid-19 RSUD Smart Pamekasan Syaiful Hidayat menuturkan, kesadaran masyarakat untuk menjalani isolasi dan perawatan Covid-19 di rumah sakit semakin menurun.
Penurunan kesadaran itu karena masyarakat menganggap bahwa corona bukan penyakit yang membahayakan.
Baca juga: Polisi Periksa Sejumlah Saksi Pengadangan Ambulans Jenazah Covid-19 di Pamekasan
"Atas kesadaran pasien sendiri, mereka tidak mau dirawat di rumah sakit. Kami sebagai tenaga medis tidak bisa memaksa mereka," ujar Syaiful Hidayat, saat dihubungi melalui telepon seluler, Senin (29/6/2020).
Syaiful menambahkan, enggannya pasien diisolasi di rumah sakit juga karena didorong rasa malu dicap sebagai pasien Covid-19.
Orang yang terpapar Covid-19 menganggap dirinya dan keluarganya terkena aib.
Terlebih lagi, sampai ada yang meninggal dunia di rumah sakit.
"Meninggal karena corona itu dianggap aib oleh masyarakat. Kalau meninggal di rumah sakit, mereka tidak mau dicap corona sehingga muncul peristiwa kemarin pengadangan dan pengambilan jenazah secara paksa," ungkap Syaiful.
Syaiful mengungkapkan, pasien positif Covid-19 dan keluarganya sudah dijelaskan mengenai risiko merawat mandiri di rumahnya.