Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

191 Warga di Kota Kediri Terjangkit Chikungunya, DBD 100 Orang

Kompas.com - 26/06/2020, 10:33 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Sebanyak 191 warga Kota Kediri, Jawa Timur, terjangkit chikungunya sejak Januari hingga Juni 2020. 

 

Kasus terbanyak terjadi pada Juni yaitu sekitar 128 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri Fauzan Adima mengatakan, para pasien tersebar di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Mojoroto dan Kecamatan Pesantren.

“Paling banyak ditemukan di Kecamatan Mojoroto sebanyak 88 orang,” kata Fauzan yang juga menjabat Direktur RSUD Gambiran dalam keterangan pers, Kamis (25/6/2020).

Pasien Chikungunya di Kecamatan Mojoroto dirawat di Puskesmas Campurejo 23 orang dan Puskesmas Sukorame 65 orang.

Baca juga: Selain Chikungunya, Tangsel Juga Kini Dihadapkan Ancaman DBD

 

Dengan lokasi terjangkit di Kelurahan Campurejo, Kelurahan, Kelurahan Sukorame, Kelurahan Bujel, dan Kelurahan Mojoroto.

Sementara di Kecamatan Pesantren, pasien Chikungunya berasal dari Kelurahan Banaran di mana ada 40 orang yang saat ini menjalani perawatan di Puskesmas Pesantren.

Fauzan mengingatkan warga untuk meningkatkan kewaspadaan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

“Penting untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan di masa pandemi ini. Selain kebersihan diri untuk mencegah corona, juga mengantisipasi gigitan nyamuk,” kata Fauzan.

Selain Chikungunya, hal lain yang perlu menjadi perhatian masyarakat adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Penderita DBD sejak Januari hingga Mei 2020 berjumlah 100 orang yang tersebar di Kecamatan Mojoroto, Kecamatan Kota, dan Kecamatan Pesantren.

Angka tertinggi kasus DBD terjadi di bulan Maret berjumlah 30 kasus. Sedangkan data bulan Mei jumlah kasusnya mulai turun menjadi 15 kasus.

Baca juga: Ini Kata Risma soal Jokowi Minta 2 Pekan Kasus Covid-19 di Jatim Turun

Fauzan menambahkan, penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini memang kerap terjadi di daerah tropis, seperti Indonesia.

Demam Chikungunya dan DBD memiliki banyak kemiripan pada tahap awal, sehingga kerap terjadi salah diagnosis untuk pengobatannya.

Nyamuk Aedes Aegypti memiliki karakteristik dalam menggigit manusia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com