Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dokter di Makassar Sukarela Rawat Pasien Corona, Andalkan Dermawan,Tak Bisa Bayar Listrik

Kompas.com - 24/06/2020, 18:28 WIB
Hendra Cipto,
Khairina

Tim Redaksi

 

MAKASSAR, KOMPAS.com – Selama pandemi, seorang dokter bernama Hisbullah Amin bersama tim medis dan relawan lainnya sukarela melakukan pemeriksaan dan perawatan terhadap pasien Covid-19 tanpa bantuan pemerintah dan hanya mengandalkan bantuan dari dermawan.

Kisah dokter Hisbullah berawal saat pertama merebaknya virus Covid-19 di Kota Makassar.

Dirinya bersama beberapa relawan dari mahasiswanya langsung melakukan pemeriksaan terhadap warga yang diduga terinfeksi virus.

Baca juga: Disebut Pernikahan Penuh Duka karena Corona, Keluarga Pengantin di Semarang Angkat Bicara

Dengan bantuan dari dermawan, Hisbullah yang merupakan dokter RSUP Wahidin Sudirohusodo ini pun mendapat tempat pemeriksaan terhadap warga yang diduga terinfeksi virus di RS Ibu dan Anak Sayang Bunda.

Selama beberapa pekan, dirinya bersama relawan-relawan yang merupakan mahasiswanya pun melakukan pemeriksaan sekitar 1.300-an warga Makassar secara gratis.

Tak lama kemudian, Hisbullah pun ditawari oleh dermawan lainnya untuk menempati RS Universitas Indonesia Timur (UIT) untuk dijadikan Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Makassar.

Dengan menempati beberapa lantai di gedung berlantai 8 itu, Hisbullah bersama relawan lainnya pun merawat 40 orang pasien positif Covid tanpa gejala secara gratis.

“Saya selama beberapa bulan mewakafkan diriku, hanya mengandalkan bantuan dari dermawan di Makassar maupun bantuan dari warga melalui media sosial. Di RS Sayang Bunda dan RS UIT, kami tidak dipungut biaya untuk menempati rumah sakit tersebut dan merawat pasien Covid-19. Cukup hanya bayar listrik saja, sudah bisa menggunakan semua fasilitas yang ada,” kata Hisbullah.

Saat ditanya soal biaya operasional selama menangani pasien Covid-19, Hisbullah mengaku menggalang dana melalui media sosial.

Alhasil, banyak warga yang peduli dan menyumbang dalam penggalangan dana tersebut.

“Dana operasional kami, hanya mengandalkan bantuan dari masyarakat melalui media sosial. Ada banyak warga yang peduli, bahkan banyak juga yang datang membawa makanan untuk pasien-pasien yang dirawat di RS UIT,” ungkapnya.

Hisbullah pun mengaku, jika mendapatkan bantuan dana dari masyarakat kemudian dibelikan untuk membeli obat untuk pasien dan Alat Pelindung Diri (APD) seadanya seperti jas hujan dan masker serta kaos tangan.

“Sejak awal, kami tidak digubris oleh Pemerintah Daerah dalam penanganan Covid-19. Meski kami sudah bersurat kepada Dinas Kesehatan, tapi tak kunjung ada surat balasan. Jadi kami berjalan begitu saja dan yang terpenting berbuat dulu demi baikan masyarakat,” tuturnya.

Baca juga: Cegah Klaster Baru Corona, Dinkes Kalbar Larang Masyarakat Gelar Pesta Pernikahan

Hisbullah menambahkan, saat ini pihaknya tidak lagi menerima pasien baru untuk dirawat di RS UIT dikarenakan terkendala biaya membayar listrik.

Selama aksi kemanusiaannya itu, sudah banyak pasien yang sembuh dari Covid-19 dan tersisa beberapa orang lagi pasien yang masih dalam perawatan.

“Untuk sementara, kami tidak terima dulu pasien baru, karena tidak bisa bayar biaya listrik. Jika ada donatur yang akan bayarkan, kami akan terima kembali pasien baru. Kami berbuat ini juga tidak berfikir lainnya, yang penting pahala dan amal yang kami harapkan. Kami tim medis dan relawan-relawan lainnya tidak digaji,” tuturnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com