MEDAN, KOMPAS.com - Suasana duka terasa di rumah Nenek Anik yang berada di pinggir Sungai Deli, tepatnya di Gang Ksatria, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara, Senin (22/6/2020).
Rumah tersebut merupakan tempat tinggal IF (10) dan RA (5), sebelum pasangan kakak adik itu ditemukan tewas mengenaskan di parit dekat Sekolah Global di Jalan Brigjend Katamso, Medan.
Warga sekitar banyak yang datang melayat.
Terpal biru sudah terpasang di halaman rumah. Kursi-kursi juga sudah dipenuhi warga.
Suasana semakin haru ketika ibunda IF dan RA, Fathulzannah tiba di rumah duka.
Tangis sang Ibu pecah dan berulang kali menyesalkan kepergian kedua anaknya.
"Aku tak punya apa-apa lagi. Anakku dibunuh," kata Fathulzannah dengan suara parau.
Dikenal bocah yang periang dan aktif
IF dan adiknya RA dikenal dengan karakter masing-masing yang periang, menyenangkan, penurut dan baik.
Warga di Gang Ksatria sangat berduka dan tidak menyangka kedua bocah meninggal dengan cara yang tragis.
Dani salah satu tetangga sekitar mengatakan bahwa IF dan RA pernah belajar di Taman Bermain Ganbare.
Baca juga: Gara-gara Es Krim, 2 Bocah Kakak Beradik itu Tewas di Tangan Sang Ayah Tiri
Keduanya dinilai selalu ceria, penurut dan mudah bergaul.
Sosok IF juga gampang dikenali dengan bicaranya yang cadel.
"Kalau masuk rumah, mau bilang assalamualaikum, dia cuma (terdengar) kum," kata Dani.
Warga lainnya yakni Sukri mengatakan, istrinya sampai menangis mendengar kabar memilukan itu.
Pasalnya, IF dan RA setiap hari bermain dengan anak-anaknya.
"Anak-anaknya baik. Sering ke rumah. Anakku kan 5, laki-laki semua, berkawan lah sama mereka ini," kata Sukri.