Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Rapid Test, Warga di Ambon Demo dan Blokade Jalan

Kompas.com - 20/06/2020, 12:14 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Aksi penolakan terhadap tim medis yang akan melakukan rapid test kepada warga yang diduga terpapar virus corona kembali terjadi di Kota Ambon, Maluku, Sabtu (20/6/2020) siang.

Aksi penolakan terhadap kehadiran tim medis itu terjadi di kawasan Pohon Mangga, Air Salabor, Kecamatan Nusaniwe, Ambon.

Penolakan dilakukan warga dengan cara memblokade jalan masuk menuju kawasan tersebut dengan tumpukan kayu, bangku dan seng.

Baca juga: Sinyal di Sini Rusak Berat, Kami Seperti di Neraka

Dalam aksi itu, sejumlah warga juga menyampaikan alasan penolakan mereka sambil membentangkan sejumlah pamflet kepada tim medis yang berusaha bernegosiasi dengan warga setempat.

“Tidak perlu ada rapid test di sini, kita semua di sini sehat. Kampung ini bukan kampung virus,” kata warga dalam aksi tersebut.

Kepala Pemuda kawasan Pohon Mangga, Air Salobar, Muhamad Borut mengatakan, penolakan warga terjadi lantaran warga percaya bahwa mereka pasti akan langsung positif corona dan akan dikarantina.

“Masyarakat berpikirnya begitu, kalau  di-rapid test pasti positif, karena memang yang mereka tangkap dari Gugus Tugas selama ini yang disampaikan itu hasil rapid test positif sekian dan bukan hasil rapid test reaktif," kata Borut.

Baca juga: Cuma karena Curhat di Media, Kepala Puskesmas Ini Dicopot

Menurut Borut, upaya rapid test di kawasan itu dilakukan tim medis setelah 6 orang warga positif terpapar Covid-19 berdasarkan hasil swab.

“Ada 6 di sini yang positif Covid-19 berdasarkan swab, lalu tim medis komunikasi dengan kami tokoh-tokoh masyarakat di sini untuk rencana rapid test dan kami sangat membuka ruang, cuma warga menolak,” kata dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon Wendy Pelupessy sangat menyayangkan sikap penolakan yang dilakukan warga terhadap tim medis tersebut.

“Ini sangat kami sesalkan sekali. Saya tadi dapat laporan dari kepala puskesmas ada penolakan itu, saya lalu komunikasi dengan Babinsa dan Babinkantibmas serta tim medis untuk mundur saja, nanti kita lihat bagaimana lagi,” kata Wendy saat dikonfirmasi.

Menurut Wendy, pihaknya sebenarnya sudah memberikan sosialiasi kepada warga setempat untuk rencana rapid test.

Bahkan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan Ketua RT setempat.

“Contoh seperti yang di Keluarahan Silale, keluarga yang kita mau rapid test waktu itu yang ikut demo bersama warga, ternyata setelah rapid test hasilnya positif, jadi upaya kami ini demi kepentingan banyak orang,” kata Wendy.

  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com