Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga 2 Kampung Mengungsi karena Takut Rapid Test, Ini Sebabnya

Kompas.com - 19/06/2020, 15:42 WIB
Acep Nazmudin,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Ratusan warga di dua kampung di Kelurahan Mesjid Priyayi, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten, mengungsi untuk menghindari pelaksanaan rapid test.

Setelah ditelusuri, warga yang kabur itu ternyata mendapat informasi yang keliru mengenai rapid test.

Misalnya, ada anggapan bahwa jika hasil test reaktif, maka warga tersebut akan langsung diisolasi di rumah sakit.

Baca juga: Duduk Perkara Warga Dua Kampung di Banten Mengungsi karena Takut Rapid Test

"Kemungkinan kemarin miskomunikasi, informasi keliru diterima masyarakat. Ketakutan ada isu dihembuskan bahwa setelah rapid langsung diisolasi ke rumah sakit. Padahal bisa dilakukan mandiri, toh hanya reaktif," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Serang Hari Pamungkas kepada Kompas.com, Jumat (19/6/2020).

Hari mengatakan, sosialisasi mengenai rapid test ini sebenarnya sudah dilakukan jauh-jauh hari kepada masyarakat.

Di Kota Serang, menurut Hari, ada satuan gugus tugas hingga ke tingkat RT/RW serta melibatkan Babinkamtibmas dan Babinsa.

Tugas mereka untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pemeriksaan awal indikasi Covid-19.

"Sosialisasi sudah dilaksanakan, tapi informasi ke bawahnya ada miskomunikasi," kata dia.

Pelaksanaan rapid test massal di Kota Serang sudah dilakukan sejak akhir Mei 2020 lalu.

Rapid test dilakukan di kelurahan-kelurahan sebagai upaya untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Hingga saat ini, menurut Hari, sudah hampir 25.000 warga yang menjalani rapid test, dari target 1 persen penduduk Kota Serang sesuai anjuran WHO atau sekitar 70.000 orang.

Ada provokator

Sementara itu, Lurah Mesjid Priyayi Titin Kurnia mengatakan, informasi keliru soal rapid test lantaran ada warga yang diduga memprovokasi. 

Isu yang berkembang di masyarakat, rapid test akan dilakukan dari rumah ke rumah.

Hal itu membuat banyak warga di dua kampung, yakni Kampung Terwana Kiyata dan Masigit melarikan diri.

"Karena ada provokatornya juga, salah satu warga yang menghasut warga untuk menolak rapid test, sempat demo juga ke kelurahan menolak rapid test," kata Titin.

Titin mengatakan, rapid test dikhususkan untuk petugas kelurahan dan juga warga yang sukarela mengikuti rapid test.

Rapid test di Kelurahan Mesjid Priyayi akhirnya tetap dilaksanakan sesuai jadwal di Puskesmas Pembantu (Pustu), pada Kamis (18/6/2020).

Terdapat 45 warga yang ikut serta, di mana seluruh hasilnya non-reaktif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com