Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Keluhan Listrik Naik, Dedi Mulyadi: PLN Harus Transparan

Kompas.com - 16/06/2020, 12:49 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Banyaknya keluhan masyarakat terkait tingginya biaya listrik selama masa pandemi corona menjadi perhatian DPR.

Menyikapi hal itu, anggota DPR RI Dedi Mulyadi meminta PLN untuk bisa lebih transparan dalam memberikan pelayanan.

Transparan yang dimaksud, PLN harus bisa menjelaskan secara teknis alasan di balik kenaikan tarif bagi pelanggan.

"Sudah saatnya PLN transparan dalam hal penggunaan listrik pelanggannya. PLN harus mulai melaporkan rincian tagihan listrik itu seperti telepon pasca-bayar. Ada rincian penggunaannya," kata wakil ketua Komisi IV ini, Senin (15/6/2020).

Baca juga: Dedi Mulyadi Usul PLN Kirim Rincian Tagihan Listrik ke Setiap Pelanggan

Menurutnya, rincian penggunaan listrik pelanggan tersebut bisa dikirim melalui pos, email atau juga melalui SMS.

Tak hanya itu, lanjut dia, PLN juga bisa melakukan pemeriksaan forensik terkait penggunaan listrik pelanggan.

Yaitu antara besaran watt yang digunakan dan kemudian dikonversi dalam bentuk tagihan biaya.

"Misalnya di rumah artis A, habis sekian belas juta rupiah. Kemudian PLN melakukan audit forensik saja di rumah itu. Kan bisa dilihat apa saja yang digunakan dan habis berapa watt dalam sebulan," katanya.

Baca juga: Geger Jenazah PDP Covid-19 Hanya Pakai Popok Tanpa Kain Kafan, Ditinggal di Depan TPU, RS Berdalih Sesuai Aturan

Dengan demikian, masyarakat bisa mengerti alasan biaya kenaikan tarif listrik.

"Karena PLN memiliki fungsi pelayanan dan kepuasan pelanggan menjadi pilar utama, maka PLN harus memberi penjelasan kepada masyarakat kenapa ada keluhan tagihan listrik," katanya.

Penulis : Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana | Editor : Farid Assifa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com